[HARI KE4]--KITA (GAK) KETEMUAN
KITA
(GAK) KETEMUAN
(CatatanNgenes.Com/#10DaysKF)
Oleh: Amaliya Khamdanah
Assalamu’alaikum,
semoga kamu senantiasa dalam lindungan-Nya. Aamiin _/|\_ Momon, boleh tanya
gak? Misalnya pertanyaan hari keempat ini ditiadakan gimana? Saya gak sanggup,
gak ada pengalaman soalnya *nangis dipojokan* Haha, yakin dan percayalah
pertanyaan hari keempat ini bikin angker,
lebih angker dari film The
Conjouring, Insidious! Hahaa! *katawajahat*
“Gak
ada pengalaman atau takut dia baca?”
“Maaf
anda siapa, ya?”
Oke,
#KampusFiksi 10 Days Writing Challenge,
sudah memasuki hari ke-4, pada 21 Januari 2017. Kamu masih juga belum ikutan
tantangan ini? Kuat banget sih iman kamu. Bagi tips dong kuatin iman? Eh-eh-eh,
kok malah gak nyambung gini ya *abaikan* Yuk buruan cek akun twitter kece @KampusFiksi-nya atau search aja
#10DaysKF
Salah
satu adik kelas sempat saya tag foto
ini di akun facebook, “Mbak, poin
kesatu dan keempat kok ngeri banget, ya? Duh, nyerah wes.” Dalam hati ngomong, iya bener juga sih. Baikalah,
tanpa banyak basa-basi langsung saja cek paragraf selanjutnya.
“Tanpa menyebutkan namanya, coba
ceritakan bagaimana pertemuan kamu dengan si dia?!” Saya
tidak akan menyebut namanya karena saya gak tahu namanya dan gak ada pengalaman
tentang ini. Haha.
“Mbak-mbak,
kalau jomlo sampai segitunya, ya?”
“Asem!”
Terus saja mbulet
gitu nulisnya! Baik, saya akan mulai menulis tentang hal ini. Harap, buat kamu,
dia atau mereka jangan baper! Saya buat cerpen sajalah, ngelu banget!
***
Perempuan
berbaju merah itu tengah asik terlelap dalam dunianya, tepatnya dunia fiksi
yang ada dihadapannya. Sebuah novel karya Faisal Syahreza berjudul Memeluk
Kehilangan. Tokoh utama dari novel ini adalah Aku. Aku dalam novel ini adalah
perwakilan dari setiap sudut pandang utama. Ada Aku pada tokoh Neka, ada Aku
pada tokoh Marischa, ada Aku pada tokoh Lumi, ada pada tokoh-tokoh lainnya,
tinggal lihat dan baca tulisan atasnya.
Neka
adalah lulusan Strata-1 jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam
novelnya ini diceritakan Neka dan Marischa yang sama-sama gagal move on dari cinta lamanya. Haha. Walaupun perempuan berbaju merah itu tak
berpengalaman dalam hal yang sama seperti pada novel, ia tetap terus membaca.
Dalam pikirannya kini satu, “buat pengalaman, saja.”
Perempuan
berbaju merah itu masih terpaku pada novel, halaman perhalaman ia santap dengan
lahapnya. Imajinasinya keluar dan menjalar jauh ke Bandung. Padahal, perempuan
berbaju merah itu tengah duduk terdiam di taman kampusnya yang letaknya di
Semarang. Lagi-lagi ia sempat tak memehami isi cerita pada bab kesekian,
terpaksa ia mengulanginya lagi.
“Banyak
puisinya, ih keren banget!” pekik perempuan berbaju merah itu. Mukanya kini
sedikit tersenyum. Mungkin, ia sedikit paham maksud puisi itu. “Oh jadi anak
sastra itu sukanya buat puisi dan bikin baper teman-temannya.” Ia menyambungnya
dan mengangguk atas argumennya sendiri. Tak lama kemudian ponsel miliknya
bergetar, tanda adanya pasan masuk.
“Selamat anda memenangkan undian
dan mendapatkan hadiah 58-jt dari PT. IXXXXX.”
Yah, kukira dari siapa, ternyata…
Ia kembali melanjutkan bacaannya. Taman masih ramai dengan beberapa teman
kelasnya yang sedang asik bermain ponsel. Tak lama lagi ponsel miliknya kembali
bergetar, satu pesan masuk dari—
“Aku tadi lihat kamu, kayaknya kamu
sedang fokus baca buku, jadi gak aku sapa. Maaf ya.”
Eh, beneran?
Perempuan itu seketika melihat sekeliling, tak ada yang lewat diseberang jalan
sana, malah jalanan kampus tampak sepi. Perempuan itu menghela napas panjang, yah gak ketemu deh…
***
Kurang
lebih seperti itulah cerita absurdnya,
haha. Kamu sehat kan setelah baca cerpen absurd
saya? Cukup sajalah postingan hari ke-4 ini, takut banyak yang baca. Haha. Oh
iya, jangan lupa tebar senyum dan tawa saat lewat atau bertemu taman ya,
soalnya senyumanmu itu manis dan gak bikin diabetes, eh maksudnya senyum itu
bagian dari ibadah! Nah, lho! Ini apa
maksudnya!
Sekian
dan salam hangat dari salah satu Anak Nusantara!
Cek gambarnya dan buruan ikutan!
Komentar
Posting Komentar