Postingan

Menampilkan postingan dengan label Cerpen

[BUKU] SUARA HATI TENTANG MASA LALU

Gambar
KUMPULAN CERPEN SUARA HATI TENTANG MASA LALU Judul: Suara Hati Tentang Masa Lalu Penuis: Amaliya Khamdanah Penerbit: Teman Nulis Publisher (@ temannulis.id ) Tebal: 123 halaman Ukuran: 14 x 21cm ISBN: 9786239047023 Harga: Rp. 55.000 Alhamdulillah, akhirnya cerpen-cerpen yang kutulis sejak 2016 sampai 2018 ini terbit. Suara Hati Tentang Masa Lalu adalah salah satu judul cerpen yang ada dalam antologi cerpen ini. Sengaja saja mengambil judul ini karena memang dari beberapa cerpen yang ditulis sejak 2016 sampai 2018 mengambil masa lalu sebagai benang merahnya. "Lagu ini belum selesai, lirik ini hanya awalan ceritaku dan tak akan berakhir walau jaringan terputus. Aku hanya ingin menghubungkan kegembiraan bocah-bocah tanpa dosa padamu, agar kau sedikit belajar dari masa laluku." --Suara Hati Tentang Masa Lalu, 2017. Untuk yang ingin tahu cerita lainnya dalam antologi cerpen, bisa pesan langsung bisa melalui DM ke Instagram @ tema

[CERPEN] I(NYONG)

Gambar
I(NYONG) *** Matamu bulat sempurna dan hitam pekat. Kau tak pernah tersenyum, bahkan tak pernah kulihat kau menangis. Yang kutahu, kau selalu menampakkan ekspresi tanpa dosa—seperti bayi—walau pun terkadang kedua bola matamu menatapku tajam. Ah apa pedulinya aku! “Bu! Nyong ngikuti aku terus!” teriakku ketika menuju dapur.  Ibu hanya tersenyum melihatku, tanpa sepatah kata yang keluar dari mulutnya. “Bu?” aku mendekat kearahnya. “Ambil saja tahu goreng itu, Nyong akan diam dan tak mengganggumu.” ujar ibu yang masih sibuk dengan penggorengan. Dengan langkah cepat, aku menuju tempat yang dimaksudkan ibu; meja makan dengan banyak piring dan gorengan di dalamnya; tahu, tempe, mendoan, dan bakwan. “Nyong kemarilah!” teriakku. *** Taringmu tajam, pun pada sorotan matamu juga tak kalah tajamnya. Kuyakin siapa pun yang berhasil menatapmu atau tanpa sengaja melihat matamu saat itu akan ketakutan. Memilih mundur dan berlari menjauh, dengan harap cemas agar kau tak men

[CERPEN] MASA LALU DI SUDUT HALTE

Gambar
MASA LALU DI SUDUT HALTE Lagi-lagi aku melihatnmu duduk di sudut halte dengan kebiasaanmu yang tak pernah hilang. Sudah seminggu kau duduk sendirian di sudut halte. Kepalamu terus saja menatap layar ponsel dan jari-jemarimu sangat lihai menyentuh layar tersebut. Entah, kau menulis apa dan untuk siapa. Walaupun sesekali kepalamu melongok melihat ke kanan, kiri, dan depan. Entah apa yang kau pastikan. Aku tak tahu. Aku sering melihatmu. Pun aku senang melihatmu. Kau adalah seorang perempuan berparas cantik dengan balutan kerudung—tak terlalu besar dan kecil—ditambah senyumanmu yang mampu membuat siapapun akan membalasnya. Aku ingat saat pertama kali kau menempati sudut halte, kau banyak bicara karena banyak orang yang lalu-lalang dan menunggu bus di halte. Namun, lama ke lamaan kau memilih diam dan memperhatikan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Mungkin orang-orang sudah jenuh yang melihatmu duduk saban pagi di sudut halte tanpa menaiki bus. Pikirku. Aku pernah m