Postingan

BELAJAR DARI BEKICOT

Gambar
BELAJAR DARI BEKICOT Oleh: Amaliya Khamdanah Satu perjalanan yang dapat kita petik dari sebuah kisah nyata yang tak pernah kita duga sebelumnya. Satu dari sekian makhluk hidup yang tak pernah kita duga kehadirannya. Setiap hari makhluk kecil nan mungil ini selalu melakukan safar  (perjalanan).  seperti yang dilakukan para musafir di zaman nabi terdahulu, menempuh jarak ribuan kilometer  dengan penuh semangat. Suatu ketika, sang bekicot terhenti disebuah desa   yang sangat makmur. Kemudian sang bekicot kembali melakukan perjalanan memasuki desa itu, di kanan kiri jalan terdapat rumah penduduk yang megah dan hamparan sawah nan hijau. Sang bekicotpun berbisik dalam hati, “Alangkah bahagianya jika aku tercipta sebagai manusia, tetapi kenapa Allah menciptakanku dalam wujud seperti ini? Apa maksudnya?” Sang bakicot kembali melangkah, namun beberapa menit kemudian ia terhenti di sawah. Ia berfikir akan makan dari tumbuhan hijau yang ada dihadapannya, tetapi tak disangk

NyasarAksara

Gambar
        N yasarAksara adalah sebuah label ciptaan saya yang bisa baru dan bisa dibilang agak absurd. Mengapa demikian? Cita rasa seorang penulis berbeda-beda, termasuk saya. Terkadang saya sedikit bingung dengan hal apa yang akan saya tulis, bahas dan permasalahkan, bahkan pemecahannya pun terkadang membingungkan. Nah, karena hal itulah saya berpikir bahwa aliran dalam tulisan saya adalah 'agak absurd' secara garis besar artinya tidak terlalu jelas. Heheeee.              NyasarAksara sendiri label yang akan saya isi dengan isi-isian *ehmalahnyanyi* -___- dengan kata-kata singkat, quote dalam bahasa Jawa (baik krama maupun ngoko), puisi yang singkatnya sangat singkat, dan beberapa ulasan tentang sesuatu hal yang sekiranya tidak penting untuk di baca, nyepam di blog sendiri.             Kalau ditanya orang. Kenapa tulisanmu makin hari makin ngleyot gak jelas, haaaah? Jawabnya simpel aja, ini blog siapa? Blogmu? Oh iya, ini blogmu, aku kembaliiin, sekalian ini k

SEBATAS JALAN KENANGAN

Gambar
SEBATAS JALAN KENANGAN Oleh: Amaliya Khamdanah             Ini tahun berapa? Sudah lama aku tidak menuliskan sesuatu untukmu. Lamanya tidak terlalu lama, hanya saja ‘lama’ itu telah menumbuhkan rasa rinduku padamu. Iya, walau pun rasa rindu itu baru sebiji sawi. Kali ini, ada secercah rasa yang sulit tuk kuungkapkan. Bukan sebuah rasa cinta terhadap seseorang, bukan pula rasa rindu seseorang, yang kini ada dalam bayanganmu  adalah orang yang spesial. Bukan, tentu bukan.       Ini berbeda. Silakan kau membacanya kata demi kata, paragraf demi paragraf, hingga kau kan terbawa suasana ‘rindu’ pada yang telah lalu. *** Semuanya bermuara pada kau. Jalan raya penghubung yang ramainya melebihi pasar di mana pun. Hanya saja tak ada aktivitas berjualan di dalamnya. Berbagai jenis kendaraan bermotor pun memenuhi jalan. Dari ujung timur sampai barat, ujung selatan ke utara pun sama. Ramai. Orang-orang pejalan kaki pun tak kalah banyaknya, termasuk aku dan kau saat itu.