[BUKU] BELAJAR MENGAKUI SISI LAIN DALAM DIRI MELALUI I WANT TO DIE BUT I WANT EAT TTEOKPOKKI (SELESAI)

Rasa percaya bahwa meskipun hari ini bukanlah hari yang sempurna, hari ini bisa menjadi hari yang cukup dan baik-baik saja. Rasa percaya bahwa hidup adalah ketika meskipun aku merasa depresi seharian penuh, aku masih bisa tersenyum hanya gara-gara sebuah hal kecil sekalipun. Kini aku juga tahu bahwa menunjukkan sisi gelap dari diriku adalah sama normalnya seperti saat aku menunjukkan sisi terang dari diriku. Aku melakukan seni dengan caraku sendiri. Aku ingin bersungguh-sungguh mendekat pada hati seseorang tanpa ada motif tersembunyi dalam diriku.

I Want To Die But I Want To Eat Tteopokki (죽고 싶지만 떡볶이는 먹고 싶어) merupakan buku dari Baek Se Hee penulis asal Korea Selatan yang kini karyanya juga diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit Haru, dengan 236 halaman yang terbit pada tahun 2019.

Seperti yang sudah diceritakan dalam review sebelum ini (klik saja nanti akan membawamu pada review buku bagian pertama) dan akan selesai pada postingan kedua ini.

Buku ini adalah hasil dari 'perjalanan' pengobatan penulis tentang gejala pada mentalnya. Sehingga yang ditemukan dalam buku ini adalah percakapan antara penulis dan psikiater. Awal membaca buku ini rasanya tambah tertampar saat Baek Se Hee menuliskan sesuatu di bagian pengantar, aku harap dengan membaca buku ini, orang-orang bisa berkata 'ternyata ada orang yang merasakan hal ini selain aku' atau 'ternyata di dunia ini ada juga orang yang seperti ini.

Kali ini percakapan yang membahas tentang kabar atau sesuatu yang berkaitan dengan keadaan diri dalam pandangan orang lain. Disebutkan pada halaman 48, saat tokoh aku mendengar jawaban orang lain tentang dirinya yang diduga 'selalu baik-baik saja', tetapi tokoh aku mengatakan dalam hati jika sedang tidak baik-baik saja. Psikiater kemudian memberikan saran untuk mengatakan apa adanya. Jawaban psikiater inilah yang sangat aku garisbawahi. Tapi, katakan, 'mungkin saja aku terlihat lebih nyaman secara fisik jika dibandingkan denganmu, tapi aku juga merasa kesulitan' bisa saja setelah Anda mengatakan hal itu, segala hal akan menjadi jauh lebih nyaman.

Lebih lanjut lagi, ternyata kenangan di masa lampau atau kejadian saat kecil akan memiliki kaitan dengan kondisi psikologis saat ini yang bisa menyebabkan beberapa hal termasuk trauma, pengambilan keputusan, cara menandang orang lain, diri sendiri, dll. Bahkan salah satu bagian juga menyinggung tentang membuka diri tentang kriteria pasangan. Pokoknya, babagan cinta versi buku ini juga dibahas, mencintai diri sendiri dan orang lain.

Sebenarnya masih banyak lagi bagian-bagian yang belum tertulis di review buku ini, ya sangat banyak dan kompleks sekali. Kamu tahu, kan, kalau I Want To Die But I Want To Eat Tteopokki ada volume kedua? Iya, buku berkover pink ini memiliki lanjutan. Kalau kamu penasaran, silakan masukan buku terjemahan dari Korea Selatan ini sebagai bacaanmu selanjutnya!

Sebagai penutup, aku akan mengutip tulisan Baek Se Hee dari bagian pengantar, kalimat yang sederhana tetapi cukup dalam, "Rasa percaya bahwa meskipun hari ini bukanlah hari yang sempurna, hari ini bisa menjadi hari yang cukup dan baik-baik saja. Rasa percaya bahwa hidup adalah ketika meskipun aku merasa depresi seharian penuh, aku masih bisa tersenyum hanya gara-gara sebuah hal kecil sekalipun. Kini aku juga tahu bahwa menunjukkan sisi gelap dari diriku adalah sama normalnya seperti saat aku menunjukkan sisi terang dari diriku. Aku melakukan seni dengan caraku sendiri. Aku ingin bersungguh-sungguh mendekat pada hati seseorang tanpa ada motif tersembunyi dalam diriku."

Komentar