Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

[REVIEW BUKU]--CINTA YANG (TAK) TERUCAP

Gambar
CINTA YANG (TAK) TERUCAP Oleh: Amaliya Khamdanah Dari tujuh belas ribu orang, jika kami dapat bertemu kembali, dia adalah jodohku. Permohonan yang klise sebenarnya, tapi mungkin Tuhan sedang memberiku kesempatan atau hanya sekadar membuatku senang atau apa, ha itu benar-benar terjadi, kami bertemu kembali. Di antara tujuh belas ribu orang yang ada, kami bertemu beberapa kali. Aku tidak dapat menyembunyikan kegembiraanku meskipun tentu saja aku hanya dapat melihatnya tanpa bisa menyapanya. Ya Tuhan, pasti mulutku ini sangat keras kepala atau aku lupa bagaimana caranya berbicara saat dia ada dihadapanku. (Hanabi Merah Jambu, Rena Widyaningrum) Puk-puk, jangan baper! Saya juga baper loh, *eh. Gakpapa sih, kalau mau baper-baper, toh gaka ada larangan buat gak baper kan? Cinta Yang Tak Terucap adalah buku terbaru saya, eh bukan, maksudku buku terbaru yang di dalamnya terdapat cerpen karangan saya. Kamu nggak penasaran sama cerpenku yang ada dibuku ini? Plak!  Nah, dala

[REVIEW BUKU]--HUJAN (TAK) KENYATAAN; BERSAMA RINTIK HUJAN AIR MATAKU MENGALIR

Gambar
HUJAN (TAK) KENYATAAN; BERSAMA RINTIK HUJAN AIR MATAKU MENGALIR Oleh: Amaliya Khamdanah Sudah akhir September ya? Baik, saya datang kembali membawa beberapa review buku yang sempat saya baca dalam sebulan ini. Sebenarnya saya membaca banyak sekali buku fiksi, tetapi maafkeun, hanya beberapa buku saja yang akan saya bahas. Heh, malah curhat! Buku yang akan saya bahas bulan ini adalah kumpulan cerpen dari salah satu mahasiswa di Madura—UTM (Universitas Trunojoyo Madura), pernah mendapat juara tiga dalam perlombaan menulis cerpen yang diadakan Gramuda Sabudarta Indonesia (Generasi Muda Sadar Budaya dan Pariwisata) Indonesia dengan judul Pejoki Cilik Setan Alas —bukunya berjudul Indonesia Punya Cerita , bisa pesan di Ellunar Publisher—saya satu buku loh, sama penulis buku ini. Haha. Yups, siapa lagi kalau bukan Kak Kuswanto Ferdian. Pemuda asli Pamekasan yang kini sudah memiliki dua buku; Rindu Gadis dan Bersama Rintik Hujan Air Mataku Mengalir . Bukunya masih bisa dip

[REVIEW BUKU]--CINTA; FATAMORGANA ATAU NYATA

Gambar
CINTA; FATAMORGANA ATAU NYATA Oleh: Amaliya Khamdanah Bagimu, cinta itu apa? Seperti apa wujudnya? Apakah dapat didefinisikan? Atau kau pernah menyentuhnya, memegang erat, bahkan sempat kesakitan karena memegang erat cinta hingga memilih melepaskan? Ah, sungguh, seperti apa cinta itu? Fatamorgana Nyata adalah buku dari pria kelahiran ’95, di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara. Walaupun Fatamorgana Nyata adalah buku perdananya, ia juga sudah aktif menulis di tumbrl sejak lama. Bisa di cek, loh, di sini . Nah, sudah tahu siapa penulis buku yang saya maksud? Belum lah, kan belum menyebutkan nama. *eh Baso Sumange Alam, tercatat sebagai mahasiswa Unissula (Universitas Islam Sultan Agung) Semarang. *seringlewatkampusini *apaansih. Begitu yang tertera dalam profil singkat dalam buku 200 halaman. Buku yang baru terbit Januari 2017 oleh  Bukune . Yups, setelah lama vakum nulis di blog absurd ini. Saya bakal kembali lagi dengan membawa banyak review buku, termasuk bah

[CERPEN]--LAYANG-LAYANG KESATUAN

Gambar
LAYANG-LAYANG KESATUAN Oleh: Amaliya Khamdanah Aku sudah berada jauh dari negeriku, lima tahun tepatnya. Mendapat beasiswa, belajar, dan mendapat pekerjaan di negeri orang. Bukankah hidup jauh dari keluarga sangat menyiksa? Menyiksa diri untuk terus memendam rindu dan sebaginya pada tanah kelahiran?  Begitulah yang kurasakan selama ini. Apalagi hidup di pusat peradaban dunia modern. “Lusa, aku akan kembali lagi pada negeriku, mengabdi sepenuhnya untuk ibu pertiwi.” bisikku dalam. Brugh! Aku segera menghampiri, wanita paruh baya terjatuh dari sepeda yang dinaikinya. “Terima kasih atas bantuannya, Anak Muda.” ucapnya diiringi dengan senyum lebar. Aku membalasnya sama—senyum lebar khas negeriku. Ia melangkah, menuntun sepeda miliknya hingga bayangannya hilang diantara gedung-gedung pencakar langit. Aku menghela napas panjang. Kutatap langit jingga di ufuk barat, sangat memukau. Embusan angin menepa kemeja batik yang kukenakan, seolah berbisik padaku tentang kerindu

[FANFICTION]--DETEKTIF PATAH HATI

Gambar
DETEKTIF PATAH HATI Oleh: Amaliya Khamdanah “Aku seharusnya lebih berhati-hati, aku harus menyelamatkan diri, mungkin aku tak akan mendapatkan hatimu secepat itu. Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya, seolah napasku akan berhenti. Kepalaku dipenuhi dengan pikiran tentangmu. Wajahmu, suara tawamu…”—My Answer, EXO. *** Seoul, 17 Maret 2015 Akhir ini tugas kuliahku menumpuk, padahal dilihat dari kalender pendidikan Korea bulan ini adalah bebas tugas. Ah, sudahlah semuanya sebatas argumenku, toh tugas adalah kewajiban yang dimiliki oleh setiap mahasiswa dimana pun. Aku kembali menatap layar laptop, setelah beberapa detik yang lalu hatiku berguman tak menentu lebih tepatnya mengomel tanpa henti. Ponsel sengaja aku latakkan tak jauh dari singgasanaku mengerjakan tumpukan tugas. Sesekali melirik layar ponsel yang masih gelap. Sungguh, tak adakah yang mau memberiku pesan ‘semangat!’? aku berguman dalam hati, sedangkan dihadapanku tumpukan buku super tebal tak h