Postingan

MENIT-MENIT YANG BERHARGA

Gambar
MENIT-MENIT YANG BERHARGA Oleh: Amaliya Khamdanah Coba tebak, hal di dunia ini yang tak bisa kau hentikan? Jangan jawab langkah pacar atau mantan yang menjauh. Yang kumaksud bukan itu. Tapi hal lain, yang setidaknya sangat bermanfaat untukmu, aku, dan orang-orang yang sempat membaca narasi ini. Akan kuberi jawaban, ialah waktu yang terus saja—tanpa disadari—selalu bersamamu. Waktu senantiasa berjalan walau disaat itu kau memilih berhenti, memilih berdiam diri di tempat yang kau sebut zona nyaman. Hingga pada akhirnya kau enggan lagi berjalan melanjutkan perjalanan. Padahal kau baru saja melangkah, melebarkan kaki untuk berjalan, bahkan siap untuk berlari. Lihat ke depan! Aneh, kau sempat berteriak memberi aba-aba pada dirimu, tapi badanmu tak gerak sama sekali—masih duduk di zona nyaman. Padahal, jalan yang kau lalui belum seberapa, belum ada seperempat jalan kau tempuh. Aneh, kau malah memilih berhenti. Aku bergidik geli. Coba deh lihat kebelakangmu. Menoleh

ADA YANG BELUM TERTULIS DI 2018

Gambar
ADA YANG BELUM TERTULIS DI 2018 Oleh: Amaliya Khamdanah Assalamu’alaikum! Apa kabar? Semoga selalu dalam rahmat serta lindungan Allah, ya. Aamiin. Oh iya, saya hampir lupa, selamat tahun baru 2019, Man-teman! Maaf ya, selama Desember saya nggak nulis di blog-absurd ini. Padahal rencananya sih setelah nulis tentang refreshing di Desa Mijen, saya bakal nulis lagi tentang pengalaman pas di Kampung Pecinan Semarang. Yhaa~ maaf ya, belum kesampaian. Tapi nggakpapa sih, cerita-cerita di Kampung Pecinan dan cerita lainnya di tahun 2018 bisa buat stok nulis di tahun 2019. Hahaa. Oke, gitu aja tulisan awal tahun ini. Selamat liburan juga ya untuk teman-teman mahasiswa, harus produktif berkarya. Hahaa. Salam liburan uwuwu~ 8 Januari 2019

[PUISI] HUJAN DAN KESATUAN DI NEGERIKU

Gambar
HUJAN DAN KESATUAN DI NEGERIKU* Negeriku berjatuhan air mata, banyak sekali butirannya, bening tanpa dosa. Negeriku menjadi bergelimangan air, tak hanya di laut tetapi jalan pun disesaki air bah. Negeriku sepanjang hari hujan, hujan air mata langit hingga hujan air mata para makhluk. Sampai pada hujan yang menggenangi mata bocah tanpa dosa. Negeriku, dari Sabang sampai Marauke, tak luput dari air. Mengalir deras hingga jatuh mengenai pelupuk mata. Negeriku banyak sekali generasi mudanya. Dari Sumatera sampai Irian Jaya, puluhan juta jiwa. Seperti hujan yang turun membasahi negeriku. Membuat laut dengan air mata. Menangis-nangis pada lautan kenangan yang sudah berlalu. Semarang, 27 November 2017 _____________ *Pernah di muat dalam website  Pura-PuraPenyair