DOA-DOA MENEMBUS 'ARSY

DOA-DOA MENEMBUS ‘ARSY
Oleh: Amaliya Khamdanah


Ini bukan ceramah atau santapan rohani yang membosankan di pagi hari apalagi membuatmu lapar seketika membacanya. Sekali lagi bukan! Ini soal apa saja yang kini—mungkin—membelenggumu hingga mencekik urat lehermu! Oke, ini terlalu sadis. Ini soal pengalaman hidup yang mungkin akan berguna untukmu dan aku yang sering dilanda kegalauan atau bahkan kepatah-hati-an yang disengaja atau pun tidak.

Hidupku selalu saja begini, tak sampai begitu bahkan tak sampai seperti dirinya yang selalu berhagia! Ada lagi. Aku putus dengan dia menyakitkan sekali dan aku sulit bahagia! Lain lagi. Aku tak bisa sukses seperti dia, apakah aku kurang pandai?!

Dan masih banyak pertanyaan-pertannyaan lainnya, setidaknya ketiga pertanyaan tersebut mewakili perasaanmu dan aku yang sering dilanda kegalauan bahkan berderaian air mata.

Sebelumnya, apakah kau percaya adanya Tuhan? Dalam agama yang kuyakini mempercayai adanya Tuhan adalah pasti adanya, karena Tuhan bersifat wujud yang berarti ada dan baqo’ yang berarti kekal, tentu dengan sifat-sifat wajib Tuhan—dua puluh sifat wajib Allah—lainnya. Ada dan tetap kekal selamanya, bahkan ketika alam hancur sekali pun. Oke, aku tak akan membahas ilmu ketauhidan secara detail lagi, tak ada pengetahuan yang kuketahui.

Ketika kau mempercayai adanya Tuhan dan meyakini sepenuh hati, maka Tuhan akan selalu bersamamu, menemani setiap langkahmu menuju jalan kebaikan. Namun jika sebaliknya? Tuhan tetap menyanyangimu semestinya dan dengan keajaiban-keajaiban apa pun Tuhan akan menyadarkanmu—semoga sadar.

Kau tahu, doa-doa sederhana yang sering kau ucapkan baik secara lisan maupun batin, Tuhan mendengarnya, karena Tuhan As-Samii’ yang artinya Allah Maha Mendengar bahkan semut hitam yang berjelan di tengah malam bersama kawanannya dan saling berbicara pun Tuhan mendengarnya. Apalagi hatimu yang sangat mudah dijangkau? Tuhan mendengarnya.

Bisa jadi, doa-doa atau ucapan-ucapan yang kau ucapkan tak sengaja atau disengaja saat di jalan atau di keramaian kota bahkan sunyinya desa, lusa atau bertahun-tahun kemudian Tuhan menjawabnya, mengabulkannya. Atau hanya sebuah angan-angan belaka yang secara realita kau tak mampu untuk meraihnya, tapi lusa atau bertahun-tahun setelahnya Tuhan dengan senang hati menjawab angan-anganmu menjadi sebuah realita. Dan banyak lagi kemungkinan-kemungkinan lainnya.

Tuhan itu Maha Baik. Ada cara lain lagi Tuhan mengabulkan doa-doamu, lewat apa? Tentu bukan dengan bersemedi di tengah hutan dan meminta bantuan jin, tentu bukan. Melainkan lewat kedua orang tuamu. Kau tahu, kan, ridhonya Allah pada  ridhonya orang tua dan murka Allah pada murka orang tua. Maka sekali lagi, perbaikilah jalanmu yang sempat melenceng atau hampir melenceng, segeralah perbaiki dan berbaktilah kepada kedua orang tuamu.

Abu Bakar bin Abu Syuaibah menyampaikan kepada kami dari Syarik bin Abdullah, dari Manshur, dari Ubaidillah bin Ali, dari Abu Salamah as-Sulami bahwa Nabi SAW bersabda, “Aku berpesan kepada seseorang agar berbakti kepada ibunya, aku berpesan kepada (setiap) orang agar berbakti kepada ibunya (tiga kali). Aku berpesan kepada (setiap) orang agar berbakti kepada ayahnya. Aku berpesan kepada (setiap) orang agar berbuat baik kepada kerabat dekatnya, sekali pun dia mengalami gangguan yang menyakitkan dari kerabatnya tersebut.” (Kitab Sunan Ibnu Majjah, bab kitab Adab).

Hidupku selalu saja begini, tak sampai begitu bahkan tak sampai seperti dirinya yang selalu berhagia! Aku putus dengan dia menyakitkan sekali dan aku sulit bahagia! Aku tak bisa sukses seperti dia, apakah aku kurang pandai?! Kau ingat, Tuhan selalu bersama hambanya, bahkan sangat dekat sekali. Berdoalah selalu pada Tuhanmu, dimana pun dan kapan pun, tanamkan keyakinan paling kuat yang ada pada dirimu, tentu dibarengi dengan usaha-usaha dalam pencapaiannya. Jika hidupmu masih saja seperti itu, mungkin Tuhan sedang menciptakan sesuatu yang terbaik untukmu. Yakinlah. Karena aku pun sama.

Ada lagi, satu hal yang terkadang sering dilupakan manusia masa kini, termasuk aku. melupakan dengan tak sengaja atau bahkan melupakan dengan sengaja orang tua yang telah merawat kita sedari kecil. Kau tahu, ketika kedua orang tuamu berdoa untukmu, mengkhususkannya untukkmu, bahkan khusyuk sekali berdoanya maka doa-doa yang terucap dari mulutnya adalah keterkabulan menembus langit ketujuh. Mujarab sekali, bukan? Karena kedua orang tuaku begitu, selalu mendoakan yang terbaik untuk anak-anaknya. Mungkin saja ketika orang tuamu mendoakanmu para malaikat di atas sana juga sedang mengaminkan doa-doa suci tersebut, hingga dengan mudahnya menembus ‘arsy.

Termasuk galau-galaumu yang semakin lama tak menentu tersebut. Mungkin, selama ini kau tidak menyakini Tuhan selalu bersamamu, hingga membuat hari-harimu sepi tanpa seorang pacar, putus pun kau merengek tak henti-henti. Atau mungkin lagi, karena usaha-usaha yang kau lakukan tak mendapat ridho orang tuamu hingga Tuhan juga tak meridhoinya. Atau kemungkinan lainnya lagi, tak sempat atau tak mau berbakti kepada kedua orang tuamu nmembuatmu meringis kesakitan di tengah keseangan dunia yang kau jalani. Dan mungkin masih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan lainnya yang tak sempat terketik dalam word ini.

Komentar