[PSIKOLOGI]--KELOMPOK 3: PENDEKATAN KEPEMIMPINAN

KELOMPOK 3
PENDEKATAN KEPEMIMPINAN


PENDEKATAN SIFAT
Stogdill (1948) menyatakan bahwa tidak ada kumpulan sifat yang secara konsisten membedakan pemimpin dari orang-orang yang bukan pemimpin di beragam situasi. Seorang individu dengan sifat kepemimpinan yang menjadi pemimpin di dalam suatu situasi, mungkin bukan merupakan pemimpin di situasi lain. Akan tetapi faktor pribadi yang terkait dengan kepemimpinan tetap penting, tetapi peneliti menyatakan bahwa faktor ini dianggap sebagai berhubungan dengan apa yang diperlukan dari suatu situasi.

SIFAT KEPEMIMPINAN UTAMA
1.      Kecerdasan: Zaccaro et al. (2004) menemukan dukungan atas temuan bahwa pemimpin cenderung memiliki kecerdasan yang lebih tinggi, dibandingkan yang bukan pemimpin. Kemampuan verbal yang kuat, kemampuan membuat persepsi, serta kemampuan analisis tampaknya bisa membuat seseorang menjadi pemimpin yang lebih baik.
2.      Keyakinan diri: kemampuan untuk merasa yakin dengan kemampuan dan keterampilan seseorang, memungkinkan pemimpin untuk merasa yakin bahwa upayanya untuk memengaruhi orang lain itu tepat dan benar.
3.      Ketekunan: hasrat untuk menyelesaikan pekerjaan dan mencakup karakteristik seperti inisiatif, keuletan, dominasi, dan hasrat. Orang dengan ketekunan akan bersedia untuk memaksa diri mereka, proaktif, dan memiliki kemampuan untuk bertahan saat menghadapi hambatan.
4.      Integritas: karakter kejujuran dan keterandalan. Pemimpin dengan integritas menginspirasi keyakinan diri dalam orang lain karena bisa dipercaya untuk melakukan apa yang mereka katakan akan mereka lakukan.
5.      Kemampuan bersosialisasi: kecenderungan pemimpin untuk mencari hubungan sosial yang menyenangkan.


PENDEKATAN GAYA
Pendekatan gaya berfokus pada apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana mereka bertindak. Tujuan utama dari pendekatan gaya adalah untuk menjelaskan bagaiman pemimpin mengkombinasikan dua jenis perilaku (perilaku tugas dan perilaku hubungan) ini untuk mempengaruhi pengikut dalam upaya mereka mencapai tujuan.
Ki Hajar Dewantoro merumuskan gaya kepemimpinan sebagai berikut:
a.       Ing ngarso sung tulodo: jika pemimpin berada di depan, ia memberikan teladan.
b.      Ing madyo mangun karso: jika pemimpin berada di tengah, ia membangkitkan tekad dan semangat.
c.       Tut wuri handayani: jika pemimpin berada di belakang, ia sebagai pendorong dan penggerak.

PENDEKATAN SITUASIONAL
Pendekatan situasional dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard (1996) dengan didasarkan pada Reddin (1967) teori gaya manajemen 3D. Prinsip teori ini adalah, situasi yang berbeda menuntut jenis kepemimpinan yang berbeda. Kepemimpinan situasional menekankan bahwa kepemimpinan terdiri dari dimensi perintah dan pemberian dukungan. Dan dimensi itu diterapkan secara tepat di situasi tertentu. Singkatnya, kepemimpinan situasional menuntut pemimpin untuk menyesuaikan gaya mereka ke kecakapan dan komitmen pengikut.

KONTINGENSI
Pendekatan kontingensi disebut juga sebagai pendekatan situasional, sebagai teknik manajemen yang paling baik dalam memberikan kontribusi untuk pencapaian sasaran organisasi dan mungkin bervariasi dalam situasi atau lingkungan yang berbeda.       Faktor-faktor dalam situasi yang mempengaruhi tugas kepemimpinan difokuskan pada:
1.      Tuntutan tugas.
2.      Harapan dan tingkah laku rekan setingkat.
3.      Karakteristik, harapan, dan tingkah laku karyawan.

4.      Budaya organisasi dan kebijakannya.

Komentar