Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

[ESAI] AKU, POHON, DAN LANGIT BIRU

Gambar
AKU, POHON, DAN LANGIT BIRU Oleh: Amaliya Khamdanah Aku adalah bagian dari manusia millenial yang hidup di tahun dua-ribu-tujuh-belas. Tahun di mana teknologi semakin canggih dan berkembang pesat. Bagaimana tidak, coba lihat sekitarmu, dari anak sekolah dasar hingga kakek-nenek memegang gadget—tak buta teknologi. Dan aku percaya, di masa mendatang teknologi akan semakin canggih lagi tanpa mengenal ruang dan batas. Namun apakah kita menyadari ada hal buruk yang sedang mengintai kita di masa mendatang? Apa itu, aku tak melihatnya? Tentu, kita tak akan melihatnya sekarang, tetapi beberapa pakar di dunia sudah memprediksi hal buruk tersebut akan terjadi. Contoh yang sering kita hadapi saat ini adalah global warming atau pemanasan global. Pemanasan global sekarang menjadi lawan kita, di mana gas rumah kaca menjadi faktor utamanya, seperti; gas buang kendaraan bermotor, gas buang dari pabrik, pembakaran sampah, bahkan hutan. Kamu tahu apa dampaknya? Gas rumah kaca menyerap

[CERPEN]--KOTA LAMA 1001 KENANGAN

Gambar
KOTA LAMA 1001 KENANGAN Oleh: Amaliya Khamdanah Aku tahu kita akan bertemu lagi disuatu tempat yang mana tempat itu adalah tempat favorit kita. Tunggulah waktu yang akan mempertemukan!             Aku mempercepat langkah menuju ruang pers. Sebentar lagi rapat dengan anggota lainnya akan segera dimulai. Kupercepat lagi  langkahku. Buku agenda rapat ada digenggaman, bolpoin hitam di saku, dan beberapa lembar ada di tas ransel.             Aku menghentikan langkah tepat di depan ruangan bertuliskan LPM Cakrawala. Memang, ruang LPM tak terlalu besar tapi cukup menampung dua puluh kru dan sedikit berbeda dengan ruang kerja UKM lainnya. Ruang pers wajib melepas alas kaki, kerana di dalam ruangan ini hanya ada tempat untuk lesehan, meja-meja pun hanya digunakan untuk alas laptop, print, tempat minum, dan alat-alat lainnya.             Deg!             Laki-laki yang tengah berdiri di depan diantara para anggota lainnya menatapku, lalu tersenyum. Seketika aku terdiam. I

[CERPEN]--SETELAH HUJAN REDA

Gambar
SETELAH HUJAN REDA Oleh: Amaliya Khamdanah “Biar aku menikmati keluh kesah dan rindu yang termat dalam ini bersama tarian hujan. Aku terlalu sepi untuk menikmatinya sendiri. Terkadang aku cemburu pada hujan yang senantiasa datang beramai-ramai ke muka bumi ini dengan berbagai rasa—rindu salah satunya.  Dan sesak dalam hati semakin menganga, karena memendam rindu pada seseorang yang takkan pernah mengetahui ada sepucuk rindu yang hadir untuknya. Hujan belum juga reda. Biarkan tarian hujan pagi ini menjadi teman baik diantara rintihan air mata yang juga berjatuhan dariku.”  —Februari 2016. ***             Introvert ? Istilah dalam dunia psikologi yang baru kudengar. Kukira sebutan itu adalah sebutan untuk orang-orang yang memiliki kelainan dalam diri. Hm, dugaanku salah. Sebutan introvert berlaku untuk orang-orang sepertiku. Ah iya, aku orang yang senang dengan menyendiri, tak banyak teman dan tak banyak musuh. Kebalikan dari introvert adalah ekstrovert , yang leb