Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

PUISI KOSONG

Gambar
PUISI KOSONG Oleh: Amaliya Khamdanah Kosong, Puisi kosong, mungkin? Kosong, Puisi kosong tak bertinta Kosong, Puisi kosong tak berfonem Kosong, Puisi kosong takberfrasa Kosong, Puisi kosong tak berklausa Kosong, Puisi kosong tak berkalimat Kosong, Puisi kosong tak berpragraf Kosong, Puisi kosong tak berwacana Kosong, Puisi kosong mungkin (tak) bermakna . . Semarang, 12 Desember 2015

PUISI KOSONG

Gambar
PUISI KOSONG Oleh: Amaliya Khamdanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Demak, 30 November 2016

JALAN-JALAN #RAPI

Gambar
JALAN-JALAN #RAPI Oleh: Amaliya Khamdanah             “Besok Aku mau ke Gramedia.”             “Sama siapa?”             “Sama Tas.”             “Serius sendirian ke Gramedianya?!”             “Iyalah, kamu mau ikutan juga?”             “Selain hari itu Aku ikut!”             Oke, kembali lagi dengan saya, manusia yang sukanya nulis pengalaman :’D (Ngomong aja ‘sukanya nulis masa lalu!’) Hehee. Percakapan sederhana di atas adalah perwakilan curhatan hati sebelum kami ketemuan di pekan selanjutnya. Kok bisa? Karena kami beda jurusan dan beda sekolah. Haaa! Saya masih ingat, saat janj...

KELUAR KOTA SETIAP HARI

Gambar
KELUAR KOTA SETIAP HARI Oleh: Amaliya Khamdanah Gapura Selamat Datang di Demak perbatasan dengan Semarang Timur (foto lama)             Assalamu’alaikum, salam sejahtera untuk kita semua!             Keluar kota setiap hari? Nggak salah tuh nulisnya judulnya? *seketikahening*             Fyuuh… Maaf postingan pada kata pertama paragraf ini sudah gajelas. Anggap saja penulis habis lari-lari ngejar kamu *eh! angkutan umum maksudnya. Postingan kali ini masih sama seperti yang kemari-kemarin, kok, menitkberaratkan pada pengalaman dan setiap hari saya lakukan.             Keluar kota setiap hari. Yups, postingan saya gak jauh-jauh dari judul itu, melenceng dikit mah sudah biasa. Sebenarnya saya gak mau bahas hal ini, tapi dipikir-pikir boleh juga post...

MENULIS ADALAH

Gambar
MENULIS ADALAH Oleh: Amaliya Khamdanah             Hai-hai-hai! Salam sejahtera untuk kita semua, Assalamualaikum!           Mau posting apa bingung sendiri. Di waktu banyak tugas numpuk ide bermunculan, eh di waktu tugas sudah selesai idenya langsung ilang. Ini salah siapaaa?! *nangisdipojokan* Oke, abaikan curhatan gajelas pemilik blog absurd ini, abaikan, jangan dipikir dalam ntar sakit loh. Wkwkkk.             Postingan ini termasuk repost kali ya? Iyain aja! Nah, pada postingan ini saya mau bahas ‘manulis adalah’, nah adalahnya itu apa? Gak tahu kan, saya juga gak tahu kok *tosh!             Minggu, 13 November 2016, tepatnya. Saya menyempatkan diri untuk berjalan-jalan siapa tahu ada yag ngasih buku gratis *eh! Jelasnya pada Minggu tersebut saya bersama teman-teman menyempatkan diri datan...

MENCINTAI NEGERI?

Gambar
MENCINTAI NEGERI? Oleh: Amaliya Khamdanah Saya pernah mendengar sebuah kutipan dalam essai milik teman. Begini: “Hal apa saja yang sudah engkau lakukan untuk Indonesia? Berpikir lama adalah jawabannya.” Usai mendengar kutipan tersebut pun saya merasa hal ini adalah sindiran halus, bagai tertusuk puluhan jarum tak kasat mata. Benar saja, walau pun kalimat diatas disusun sangat sederhana namun mampu membuat orang lain yang mendengarnya untuk berpikir lama bahkan tak jarang ber-hmmm-panjang lantas pergi atau mengalihkan pembicaraan. Nah, kembali lagi pada kutipan diatas, apakah kamu—yang membaca tulisan ini, termasuk saya—sudah melakukan hal membanggakan untuk negeri, atau justeru sebaliknya? Setidaknya mencintai negeri dengan caramu adalah salah satunya. Mari renungkan :) Demak, 10 November 2016

SEPOTONG EPISODE MASA LALU

Gambar
SEPOTONG EPISODE MASA LALU Oleh: Amaliya Khamdanah “Sebuah kisah masa lalu hadir dibenakku, saat kulihat surau itu menyibak lembaran masa, yang indah bersama sahabatku… Sepotong episode masa lalu aku, episode sejarah yang membuatku kini, merasakan bahagia dalam diin-Mu, merubah arahan langkah di hidupku… Setiap sudut surau itu menyimpan kisah, kadangku rindu cerita yang tak pernah hilang  kenangan bersama mencari cahaya-Mu…”—Sepotong Episode Masa Lalu, Edcoustic. Personal Literature, sepertinya sangat tepat untuk postingan saya pada awal bulan pahlawan ini. Pada postingan saya yang kesekian ini saya tak membahas dulu menganai kepahlawanan, atau apalah yang berhubungan dengan nasionalisme.  Saya mau flashback sebentar mengenai masa lalu saya *eaaaa*emangpunyamasalalu?* Mengingat lagi masa lalu tak ada masalahnya, bukan?   *duuh *cieeekangen   Bentar lagi ujian nasional, persiapkan fisik dan mentalmu, gaes! Ya, ungkapan itu selalu kami ucapkan...

DOA (TAK) SENGAJA DARI KAWAN

Gambar
DOA (TAK) SENGAJA DARI KAWAN Oleh: Amaliya Khamdanah Pagi itu di tahun 15, tepat setahun yang lalu di bulan kemerdekaan. Aku akan bercerita sedikit mengenaimu, tentang buku yang kau kirim pagi itu di tengah ramainya koridor-koridor kelas. “Ketika kau hampir jatuh, bukalah ruang kenangan ke-sekian dari dirimu. Ingatlah bahwasanya kau memiliki tujuan hingga sampai ditempat yang kau pijak sekarang ini.”—Aksara.  Wajah berseri-seri nampak terpancar dari semua muka siswa-siswi yang hilir mudik di sepanjang koridor-koridor kelas XII—dua belas—alangkah bahagianya mereka hari itu. Hal itu lebih baik bukan daripada harus memasang muka masam di pagi hari? Aku hanya mengamati sekitar, pandanganku meloncat kesana-kemari, entah berawal dari mana dan terhenti di mana. Dari sudut selatan adalah ruang guru, sudut timur barisan kelas XI—sebelas—dan barisan utara adalah bangunan laboratorium, pandanganku terhenti pada rumput-rumput liar yang tumbuh di lapangan utama, di setiap sudut ...