Postingan

[PUISI] IA BERNAMA SEPI

Gambar
IA BERNAMA SEPI  Karya: Aji, Angin, dan Amaliya Berliku-liku, jalan yang di arungi, hingga ia terlelap dalam benak sayup kesepian, tanpa huruf yang hendak merangkai kata, tanpa kata yang tak sanggup menjadi kalimat. Bibir pun terasa pecah, menelan pahitnya emosi, beranjak pada ruang gelap, tak pandai lagi tubuh berjalan, kesana kemari tak tentu arah langkah, terombang-ambing bak kapal tanpa nahkoda, dan yang kurasa kesunyian belaka. Sedikit suara itu mulai mengeras, menggugurkan malam yang akan berhenti, pada satu detakan, Semoga Tuhan tak mematikannya, dalam lika-liku jalan bernama; kesepian. Tidurlah, esok kau kan terbangun, melihat isi dunia yang konyol, hingga kau bosan dan memilih tidur lagi, Terlelap selamanya, dalam pangkuanmu; bernama sepi. Demak,  Salatiga, 29 Mei 2018. ______ Catatan: Puisi kolaborasi antara Aji Santosa (Juara 2 Lomba Baca Puisi KSD Semarang) dan Amaliya Khamdanah. Puisi di tulis dalam keadaan mengerja...

SENJA, BUKU, DAN TIGA ANAK JALANAN #PESONARAMADAN2018

Gambar
SENJA, BUKU, DAN TIGA ANAK JALANAN #PESONARAMADAN2018 Oleh: Amaliya Khamdanah Taman kota selalu ramai pengunjung, apalagi dengan fasilitas umum yang lengkap seperti disediakan tempat duduk panjang, toilet umum gratis, hingga jaringan internet gratis atau WiFi. Ah, hanya saja untuk beberapa kota bahkan kabupaten yang terdapat taman—sebagai salah satu tempat istirahat, berkumpul atau bersenang-senang dengan keluarga dan teman—tak menyediakannya. Tapi tak perlu bersedih, toh jaringan internet gratis bisa dinikmati lagi di lain tempat. Aku tidak akan membahas mengenai jaringan internet gratis atau mengkritik tata ruang taman baik di kota ataupun kabupaten, karena bukan maksudku untuk menuliskannya di sini. Aku hanya akan bercerita sesuatu yang erat kaintannya dengan taman. Iya, salah satu taman kota tetangga—karena aku tak lahir dan besar di kota dalam tulisan ini. Senja, Buku, dan Tiga Anak Jalanan, begitulah judul yang kuambil untuk tulisan kali ini. Tulisan kali ini...

BOY CANDRA: DARI KEPITING MENJADI NOVEL

Gambar
BOY CANDRA: DARI CARI KEPITING MENJADI NOVEL Oleh: Amaliya Khamdanah Assalamu’alaikum. Hai kawan! Apa kabar? Semoga selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Aamiin. Maaf ya, beberapa bulan yang lalu tulisanku seputaran tugas, belum sempat menulis hal-hal absurd seperti tulisan ini. Haha, emangonosingmoco,mal~ RAKNO!  Oke, sip. Sebenarnya banyak hal yang ingin aku bagikan di blog absurd ini, tapi sabar, ya, bertahap. Semua butuh proses. Karena pemilik blog absurd ini banyak tugas makalah, proposal hingga penelitian. Heuheu, malahcurhat. Oke sesuai judulnya, aku bakal merangkum sedikit tentang acara, “Cinta Paling Rumit” karya Boy Candra saat tur di Semarang. Oh iya, cerita sedikit, ya, aku ke sana dengan teman yang kukenal sewaktu SD, sudah kuanggap saudara sih. Haha. Nah, sampai di lantai dua Gramedia Pandanaran Semarang, tempat sudah ramai, bahkan kanan kiri pun sudah dipenuhi pengunjung yang tidak kebagian tempat lesehan. Kami pun mencari tempat stra...