Postingan

Menampilkan postingan dengan label Fiksi Mini

CINTA TAPI ABSURD (MADING ELSONE)

Gambar
CINTA TAPI ABSURD Oleh: NN (XI IPS 1)             “Oke, kita putus!” ancamnya menatap dalam mataku. Sungguh baru kali pertama aku ditatap oleh seorang perempuan yang statusnya masih diambang jungkat-jungkit. Ditambah tatapannya yang tembus langit ketujuh.              “….”             “Baik, jika itu maumu! Diam berarti setuju!” ancamnya lagi sembari mengacungkan telunjuknya tepat mengenai hidungku.             “Apa! Ap—apa yang barusan kamu katakana?” tanyaku tergagap-gagap.             “Kita PUTUS!” terangnya lalu melangkah menjauh.             “Hei, apa alasanmu memutuskan hubungan begitu saja? Kau harus tahu, kau bukan anggota PLN!” teriakku.             “Hei bodoh,  sudah jangan banyak bicara tutup mulutmu!”             “Tapiii apa alasanmu?”             “KAU ABSURD!” teriaknya dari kejauhan. Semarang, 9 Maret 2015 ***             Hai gaes! Ini adalah postingan kesekian kalinya. Tulisan ini masuk dalam ketegori fiksi mini, yups kerena tuli

BELAJAR DARI MASA LALU

Oleh: Amaliya Khamdanah             Ia menatap langit biru. Tak ada teman pagi ini. Tempat sakral menuntut ilmu masih legang, belum ramai jika jam tujuh tepat.             Ia terdiam, menatap rumput-rumput dan embun pagi yang saling bercengkrama bersama kicauan burung. Angin berhembus pelan, sangat bersahabat.             Ia terdiam. Namun, pikirannya kesana kemari. Berita tadi pagi, ulasan sejarah masa kerajaan Hindu-Budha di Nusantara. Untung hanya itu, tidak sampai pada cinta bertepuk sebelah tangan yang Ia alami seminggu yang lalu.             “14,4 juta remaja Indonesia pernah konsumsi miras. Mungkin bukan hanya miras saja yang dikonsumsi tapi narkoba, ekstasi, dan sebangsanya pun juga dikonsumsi. Aih, menjijikan sekali!” lirihnya. Ia berbicara pada hatinya sendiri. Berusaha mencari jawaban atas pikirannya yang kesana kemari.             “ Majapahit pernah menguasai hamper seluruh Nusantara dan Asia Tenggara. Sumpah Patih  Gajah Mada mempersatukan Nusantara dibawah p

BELAJAR DARI HUJAN

Gambar
Oleh: Amaliya Khamdanah              Ada banyak cara Tuhan mengajarkan arti kehidupan kepada kita. Sayangnya kita  tak pernah menyadarinya. Sayangnya kita tak pernah menyadarinya. Sebenarnya banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari kehidupan sehari-hari dan sayangnya lagi kita tak pernah menyadarinya. Sadar atau tidak sadar kita telah belajar. Ada satu kisah fiksi yang dapat kita ambil pelajaran.             Suatu ketika Refa patah hati, entah kepada siapa  tak ada yang mengetahuinya. Malam pun tiba, Refa menangis tersendu-sendu, ia bercerita semuanya pada hatinya, berharap Sang Pencipta Alam Semesta mendengarnya. Luapan air mata membanjiri mukanya, ia terpejam.             Patah hati entah kepada siapa itu, masih dirasa keesokan harinya. Ia sering terdiam, menggerutuki nasibnya. Di hari berikutnya pun sama, menggerutuki nasib tanpa jelas alasan logisnya. Dan yang hanya mengetahui segalanya hanya Sang Pencipta Alam Semesta.             Hari berikutnya, hujan menyapa