[SAAT KITA CERITA NANTI] PERCAKAPAN TIDAK PENTING YANG MUNCUL DI KEPALA KITA


"Kamu dengar sesuatu?" tanyamu setengah berbisik. Aku menghentikan pandangan dari ponsel yang sedari tadi kutekan-tekan. Kedua bola mataku mengerling, menyapu sekitar, tetapi, apa yang kutemui?

"Ngawur, gak ada apa-apa." balasku melihat ke arahmu. Kamu malah balik menatapku. Lagi-lagi pandanganmu tak lepas melihatku. Kedua bola matamu yang tiba-tiba membulat dan barisan gigimu tampak. "Heh! Nakutin!" aku terkejut dan kamu tertawa. Tawamu sangat puas, tetapi, lama kelamaan suara tawamu mengalir juga. Aku ikut tertawa.

"Itu suaraku." akumu selanjutnya.

"Kamu hanya tertawa dan ekepresimu aneh," aku menyanggahmu, "siapa juga yang tidak terkejut dan berteriak ketika melihatmu seperti itu."

Kamu sepertinya memang diutus juga sebagai pelawak, walaupun sebenarnya banyak hal yang tidak lucu, tapi, lewat kamu malah terasa lebih lucu. Haha, dasar bucin! Salah satunya momen beberapa menit yang lalu. Melalui pertanyaanmu dan diakhiri dengan ekspresi anehmu. Haha, kenapa aku masih tertawa saat mengingatnya, sih. Ah, kamu!

"Ih, serius! Dari tadi aku perhatiin kamu fokus hape. Aku yang duduk di sebelahmu kayak gak ada. Aku gak kamu anggep, ya? Duh, sedih banget." ucapmu. Aku melongo. Eh?!

"Loh, kan! Kamu itu, ya, kebiasaan banget. Banyak yang perhatian dan merhatiin kamu, tapi, kamu sering gak ngeh. Dasar kurang peka!" lanjutmu.
"Hah? Iya? Kok?!"
"Hah-hah-hah, terus?"
"Gak!"

Tawamu dan tawaku semakin nyaring. Orang-orang disekitar dan yang lalu-lalang sekilas melihat kami, beberapa menghentikan langkah seperti memastikan, ada apa? Oh, tidak ada apa-apa, kami hanya tertawa. Haha.

Kamu ya, selalu seperti itu. Entah, selalu saja tertawa. Pernah kutanya dulu, Punya masalah berat apa sehingga membuatmu sedikit-sedikit tertawa? Kamu gak sakit mental, kan? Kamu malah tersenyum melihatku lalu masih dengan senyuman yang sama beralih melihat langit. Katamu saat itu, Aku baik-baik saja, hanya pernah sakit. Ah, aku tahu! Batinku saat itu. Kamu seperti membaca pikiranku, Tahu apa kamu? Tahu gimbal kayaknya enak. Haha. Selanjutnya dapat ditebak, kamu membawaku pada Pak Tua penjual Tahu Gimbal yang katamu sangat enak dan langgananmu itu.

Komentar