Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

MEMBACA BUKU MELALUI I-PUSNAS

Gambar
Aku baru mendengar buku digital, apa maksudnya? Coba jelaskan padaku? Apakah harus berbayar? Atau jika ada yang gratis, dimanakah itu? Jangan-jangan masih ada pertanyaan lagi, ya? Gapapa, tanyakan saja ke sini. Nanti, kita akan bersama-sama menemukan jawabannya atau jika tidak, kemungkinan adalah saling memberi saran. Menyenangkan, bukan? Mari dilanjut dengan memberi jawaban atau saran untuk beberapa pertanyaan yang sudah tertulis di atas. Eh, kamu (yang baca) sudah menjawab dalam hati atau menjawabnya secara lirih? Apakah buku digital itu? Buku digital atau yang biasa kita kenal dengan istilah ebook, elektronic-book . Oh iya, sedikit informasi, ponselku memang menggunakan latar gelap, sehingga beberapa aplikasi lain ikut berlatar gelap, seperti yang kamu lihat ini. iPusnas merupakan perpustakaan digital. Mengutip tulisan dari Kompasiana merupakan aplikasi perpustakaan digital (ePustaka) yang dimiliki oleh Badan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) yang bekerjasam

[BUKU] TARIKH MELALUI MUHAMMADKU SAYANGKU

Gambar
Muhammadku Sayangku merupakan buku karya Pakyai Edi AH Iyubenu, terbitan Diva Press pada 2019 dengan tebal 236 halaman. Sampai saat ini, buku Muhammadku Sayangku telah sampai series ketiga. Muhammadku Sayangku pada review kali ini adalah buku yang pertama yang kata pengantarnya ditulis oleh Habib Husein Ja'far Hadar. Di bagian pengantar, pembaca diperkenalkan dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Apa saja itu? Luar biasa banyak~ "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab: 56) Bila ada kata yang lebih dalam lagi, apa itu? Ketika aku membaca kalimat ini, ada rasa tertegun. Bila ada kata yang lebih dalam lagi, apa itu? Makdeg! Seperti tidak ada kata-kata lagi yang bisa menggambarkan perasaan Cinta pada Kanjeng Nabi, karena begitu sangat dalam dan luas. Kemudian, ketika membuka hal

[SAAT KITA CERITA NANTI] BAGAIMANA DENGAN BUKU PERTAMAMU (BAGIAN 1)

Gambar
"Puisi Joko Pinurbo?" Seseorang telah tiba, berdiri disampingku menatap buku yang berjejer rapi di rak. Tapi, aku tidak mengetahui siapa orang ini.  "Iya," balasku lirih. Tak ada jawaban lagi. Kedua sudut mataku menangkap sesekali. Orang-orang yang berlalu-lalang, berhenti dan menatap jajaran rak buku sama seperti yang dilakukan 'seseorang' beberapa menit yang lalu. Apa peduliku tentang pertanyaan itu? Aku kembali mengamati buku per buku. Membolak-baliknya, membaca bagian blurb, harga, dan mengagumi setiap kover buku. Beberapa buku ada yang sudah lepas dari plastiknya, terbuka. Entah, aku juga tidak terlalu mengerti, apakah memang disengaja oleh petugas toko buku atau tangan-tangan penasaran. Tetapi, apapun itu, aku cukup berterima kasih, karena bisa membaca sekilas isi buku. Iya, setidaknya sebelum final memutuskan untuk membawanya ke kasir. "Srimenanti, kamu sudah baca?" Suara itu lagi. Aku menoleh ke kanan dan kiriku. Seperti tahu p

[BUKU] DARI LUKA DI MASA LALU SAMPAI MENGHENINGKAN CINTA

Gambar
Memulainya dari perkenalan dengan Sunyi. Ia ada dalam buku Mengheningkan Cinta karya Adjie Santosoputro, yang terbit di Bentang Pustaka untuk pertama kalinya pada tahun 2020. Buku dengan 194 halaman yang akan membawamu berkelana, menyusuri diri. Iya, kamu tidak salah membacanya. Diri sendiri. Sunyi akan mengajakmu ke mana saja dalam diri, dari pikiran, emosi, perasaan, perilaku, yang ternyata begitu dalam. Tentu, sesuai judulnya, tidak akan jauh-jauh dari cinta dan akan saling berkaitan dengan cinta. Apakah itu? Adjie suatu ketika bertanya kepada Sunyi, tentang perasaan yang menghampirinya, seperti kesedihan karena penolakan, sendiri kesepian karena kehilangan, atau kemarahan karena perpisahan. Kemudian yang dilakukan diri malah menyiksa, seperti menekan, memendam, atau melampiaskannya dengan membabi buta, atau mungkin melampiaskan serta memberi makna atas kejadian tersebut untuk menghibur hati. Kemudian, Sunyi menjawab, tidak terlalu panjang, tetapi ada di halaman 4-5, ka

[BUKU] BELAJAR MENGAKUI SISI LAIN DALAM DIRI MELALUI I WANT TO DIE BUT I WANT EAT TTEOKPOKKI (SELESAI)

Gambar
Rasa percaya bahwa meskipun hari ini bukanlah hari yang sempurna, hari ini bisa menjadi hari yang cukup dan baik-baik saja. Rasa percaya bahwa hidup adalah ketika meskipun aku merasa depresi seharian penuh, aku masih bisa tersenyum hanya gara-gara sebuah hal kecil sekalipun. Kini aku juga tahu bahwa menunjukkan sisi gelap dari diriku adalah sama normalnya seperti saat aku menunjukkan sisi terang dari diriku. Aku melakukan seni dengan caraku sendiri. Aku ingin bersungguh-sungguh mendekat pada hati seseorang tanpa ada motif tersembunyi dalam diriku. I Want To Die But I Want To Eat Tteopokki (죽고 싶지만 떡볶이는 먹고 싶어) merupakan buku dari Baek Se Hee penulis asal Korea Selatan yang kini karyanya juga diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit Haru, dengan 236 halaman yang terbit pada tahun 2019. Seperti yang sudah diceritakan dalam review sebelum ini ( klik saja nanti akan membawamu pada review buku bagian pertama ) dan akan selesai pada postingan kedua ini. Buku ini adala

[BUKU] BELAJAR MENGAKUI SISI LAIN DALAM DIRI MELALUI I WANT TO DIE BUT I WANT EAT TTEOKPOKKI

Gambar
Katanya mau mati, kenapa malah memikirkan jajanan kaki lima? Apa benar aku ingin mati? dr. Jiemi seorang Psikiater menulis dalam pengantarnya, "Esai ini ditulis apa adanya berdasarkan pengalaman penulis yang mengalami distimia." Apa itu distimia? Pertanyaan itu akan muncul ketika kamu membaca kover, blurb, dan ketika membaca bagian-bagian awal di buku ini. Tetapi, dengan sangat baik hati, dr. Jiemi menjelaskan rentang distimia dan beberapa istilah medis yang berkaitan dengan psikis secara singkat di bagian pengantar. Distimia ini adalah bentuk kronis (jangka panjang) dari depresi. Distimia berbeda dengan depresi dalam derajatnya serta durasinya yang sangat lama. (Hlm: 6) " Salah satu cara untuk membuat diriku merasa bebas adalah dengan menunjukkan sisi gelapku. Aku ingin orang-orang yang berharga bagiku mengetahui sisi gelap itu juga merupakan bagian dari diriku ." (Bagian awal sebelum pengantar dari penulis) Aku menyebut buku ini sebagai buku yang jujur