[PSIKOLOGI] MEREKA JUGA LUAR BIASA
MEREKA
JUGA LUAR BIASA
Assalamu’alaikum.
Gimana kabarnya? Semoga selalu dalam rahmat dan lindungan-Nya. Aamiin. Sebenarnya
postingan ini terilhami dari acara HMJ Psikologi yang mengadakan kunjungan ke
salah satu lembaga sosial di Semarang yang bergerak di bidang keterampilan dan
khusus untuk orang-orang yang kurang dari kita.
(21/4/18) Komunitas Sahabat Difabel dan Psikologi UIN Walisongo Semarang |
21 April 2018 tepat di hari Sabtu, kami—sejumlah kurang lebih 23 orang—bersama-sama ke Jl. MT. Haryono, bukan untuk berdemo apalagi tawuran, melainkan untuk kunjungan studi. Lebih tepatnya kami berbagi pengalaman dan melihat secara langsung aktivitas yang dilakukan oleh mereka.
Nama
komunitasnya adalah Komunitas Sahabat Difabel—Roemah Difabel. Atau yang lebih
dikenal KSD. Oh iya, setelah kunjungan ini, beberapa tulisan saya juga masih
berhubungan dengan komunitas ini. Iya, walaupun sekali tok. Wkwk.
Mengenai
sejarah dari KSD ini, saya tidak terlalu ngeh, sepertinya saat itu saya
memilih mengabadikan banyak momen dengan melamun memotret. Heuheu. Dari
penuturan salah satu pendiri, KSD ini dirintis oleh banyak orang, salah satunya
juga pendiri Komunitas Harapan Semarang (KomHar).
KSD
sendiri memiliki jadwal rutinan untuk teman-teman berkebutuhan khusus tersebut.
Misalnya, ketika kami melakukan kunjungan ke sana, menempati saat ada kelas
Komputer dan Fotografi. Hanya saja, teman-teman berkebutuhan khusus sedikit
yang datang. Tapi tidak menjadi masalah, setidaknya kami tahu hal-hal yang
dikerjakan, dilakukan sesuai dengan minat dan bakat dari teman-teman. Nah,
untuk keterampilan lainnya ada seperti belajar bahasa Inggris, menjahit,
menyulam, dekorasi, sampai jurnalistik.
(21/4/18) Komunitas Sahabat Difabel dan Psikologi UIN Walisongo Semarang |
Saat
perkenalan dengan teman-teman KSD, saya terkagum-kagum dengan suara dari bocah
perempuan, dan sayangnya aku lupa namanya. Heuheu. Bagaimana tidak, ia bisa
menyinden. Bukankah dalam menyinden itu membutuhkan pemahaman yang lebih dan
tarik suara yang tinggi? Bocah perempuan ini termasuk anak yang berkebutuhan
khusus; tunanetra. Saat itu ia sempat dipersilakan
untuk menyanyikan lagu, kalau tidak salah lagunya Didi Kempot yang berjudul
Tanjung Mas Ninggal Janji. Bahkan di bulan sebelumnya, ia berhasil menjuarai
lomba yang diadakan di Jakarta. Keren sekali, kan?
Lukisan dari teman-teman Komunitas Sahabat Difabel |
Bukan
hanya itu, kerajinan tangan hasil teman-teman KSD juga sering menghiasi pameran
yang diselenggarakan di Kota Semarang. Seingat saya, Mei lalu pas ada bazaar
buku di Gedung Wanita, KSD ini juga membuka stand.
Setidaknya
melalui kunjungan singkat ke Roemah Difabel ini, banyak hal yang bisa saya
peroleh. Saya mulai menyadari bahwa, teman-teman di KSD memiliki bakat dan
minat yang sama dengan kita, tak berbeda jauh. Hanya saja, cara teman-teman
mengekspressikannya diperlukan kesabaran, keuletan, serta kolaborasi yang lebih
banyak ketimbang kita. Saya percaya, setiap orang yang Allah ciptakan di muka
bumi ini memiliki karakteristik dan keterampilan yang berbeda-beda. Dan itu
pasti, tidak bisa dipungkiri.
“Jangan memandang sebelah mata, ia bagian dari kita.” –April, 2018.
Komentar
Posting Komentar