ULASAN LA TANSA
A
|
BSURD
–Itulah yang biasa penulis ucapkan usai ketawa gak jelas bareng teman-teman seper-organisasiannya. Namanya juga anak
SMA, agak gila. Paling!
Sebenarnya bingung
mau nulis apaan, kasihan blog kalau terbengkalai, kan eman-eman. Yaudah penulis tetep bingung! Tapi, penulis pun
menemukan foto-foto yang terselip didalamnya, seperti menyimpan berjuta kenanangan
yang baru saja lalu, September ditahun 15.
Foto-foto dalam
ulasan kali ini tentang pendaftaran, interview
crew majalah tertjinta, yups La
Tansa.
***
“Kita perkenalan dulu
ya!” ucapku siang itu, usai jam pembelajaran berakhir. Berkumpullah mereka
disuatu tempat yang luas, mereka menyebutnya aula. Mereka menatapku tajam dan
serius. Sebenarnya aku tak terbiasa pada tatapan-tatapan itu. Tapi ada sedikit
bisikan bahwa mereka menghormati dan menghargaiku yang sedang berbicara
didepan, memberikan sedikit pengetahuanku tentang organisasi jurnalistik
sekolah. Ya walaupun saat itu aku sedikit kagok
dengan kejadiaan itu, tak ada persiapan sama sekali jika aku akan membuka acara
tersebut. Pelajaran pertama untuk diri sendiri, setidaknya.
Ini adalah mereka, manusia-manusia yang bakal
calon jadi jurnalis muda MAN 2 Semarang. Aku masih tetap kagok terlihat dari cara
bahasaku, aneh didengar. Padahal aku termasuk golongan manusia yang seing merangkai
kata walau langsung lupa. Terkadang aku tertawa sendiri atas kalimat gak gayah yang kubuat. Dan apa yang
terjadi? Adik kelas, hanya beberapa sebenarnya menatapku lalu tertawa gak jelas
juga. Sesekali aku diam sekejap (#apadah-_-)
menatapkan pandangan ke adik-adik kelas, tapi sayang hanya lima orang
saja yang menjadi pusat perhatianku. Karena apa? Mereka sedari tadi yang
menanggapi ucapanku dengan suara paling
keras dan selalu bertanya walau kadang
gak jelas juga. Ahaaha :D kapan-kapan
juga gua bakal bahas mereka!
“Mbak
sejarahnya La Tansa itu gimana?” tanya salah satu adik kelas yang duduk
dibarisan kedua. Aku menjelaskan, mereka diam memeperhatikan. Menganggut, entah
mengerti atau tidak.
Nah, ini salah satu guru PPL yang gabung dengan La
Tansa. Namanya bu Susilowati. Awal kenal
beliau, gua ketakutan. Beneran! Tapi pas tahu kalau guru PPL yang ini doyan ketawa, gua mulai slow, ketemu ketawa, ketemu ketawa,
ketemu ketawa terus aja begitu -_- serius banget nih adik kelas
pantenginnye -_-
Pas sesi perkenalan. Salah satu kru La Tansa juga.
Ntah, yang tanya malah kaga ada. Selesai perkenalan langsung back to papan, sampai seterusnya gituuu
terus. Haha. Entah audiens pada tidur
atau tidak. Entah audiens pada ngedengerin atau tidak. Ah sudahlah…
Ketua redaksi ngasih perkenalan nih. Padahal kalau
dia gak ngasih perkenalan juga udah pada kenal kok! Tapi mau gimana lagi, adik
kelas pada minta pak ketua redaksi juga ikut kenelan. Udah gua selaku apa
diacara itu, hanya bias manut.
“Ceramah
Pak?” teriak salah satu kru gaje.
“Enggak.
Cuma ngasih wejangan. Tapi pake bahasa isyarat.” Jelasnya ngomong pake bahasa
alien.
Interview
di bagian kelas XI. Peminatnya sedikit sih, anak kelas XI. Jadi mereka berdua
nginterviewnya paling cepet selesai.
Kenalin mereka jin dan jun. Eh bukan ding, mereka manusia #udahtahu! Eh, maksudku mereka manusia
namanya Munir dan Sandy, dua tahun mereka sekelas lhooo, dan satu organisasi
juga, cieeeeeee :v
Sandy : “Apa yang kamu pikirkan tentang aku?”
Munir : “Gak ada! Gua ngerasa dunia ini gelap
seketika!”
................
Next ke postingan selanjutnya, gaes!
................
Next ke postingan selanjutnya, gaes!
Komentar
Posting Komentar