Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

[SAAT KITA CERITA NANTI] SEMUA ORANG INGIN DIDENGAR

Gambar
Aku cukup terkejut ketika ucapanmu begitu, kalau saat ini hanya bisa mendengar dengarkan saja, tapi, dengarkan saksama, ya . Merasa kurang puas, aku timpali lagi dengan pertanyaan, bagaimana bisa hanya dengan mendengarkan, kan, biasanya orang-orang perlu nasihat . Kamu tertawa lepas. Beruntung langit cerah, aku tidak jadi memukul lenganmu. Kan, kamu ingat, ada yang hanya ingin didengar tanpa komentar, atau nasihat . Aku mengangguk. Lupa-lupa ingat, beberapa orang yang kutemui mengatakan hal yang sama dengan perkataanmu. Lagi-lagi aku mengangguk dan pandanganku jatuh pada langit biru dan burung-burung yang beterbangan. Semua orang ingin sekali didengar, kan? Dari ceritanya, masa lalu, perencanaan masa depan, atau apapun itu. Tetapi, tak banyak dari mereka yang mendengarkan. Sekadar mendengarkan, iya. Tetapi, jika lebih dari mendengarkan? Kamu tertawa lepas lagi. Aku bisa menduga, tawa lepasmu adalah bagian dari kekecewaanmu. Iya, kan? Sok tahu! Kan, kamu bukan detektif terkenal dari B...

[SAAT KITA CERITA NANTI] ANAK LAKI-LAKI YANG KEMBALI MENANGIS

Gambar
Aku melihatnya siang itu, seorang laki-laki di beranda kelas dengan sepasang mata yang menangis. Aku tak mengeluarkan sepatah kata, hanya dalam kepala riuh sekali dengan pertanyaan-pertanyaan. Laki-laki itu masih berdiri di sana, memandang lebih jauh dari luas lapangan yang telah sepi.  Mengapa dia menangis dan kenapa harus menangis di beranda kelas? Aku telah kembali ke halaman 2023, menjumpai diriku yang masih mengingat kejadian siang itu di suatu beranda. Aku tidak tahu mengapa justru ingatan seperti itu masih melekat dalam kepalaku, padahal kejadian itu tidak bersinggungan sekali dalam hidup, dan terlebih masih banyak hal menyenangkan yang bisa kuingat. Aku di usia lebih dari 20 tahun baru memahami, tentang laki-laki dan air mata yang tidak boleh jatuh bersamaan. Menangis bagi laki-laki adalah hal cengeng dan harus dihindari. Seberat apapun kondisi mereka, laki-laki tidak boleh menangis. Aku terkejut. Penilaian itu langgeng sampai hari ini. Kepalaku kembali penuh dengan hal...

[ESAI] KESEHATAN MENTAL DAN LITERASI: MEMBIASAKAN DIRI MEMBACA DI TENGAH PANDEMI COVID-19

Gambar
Perkenalkan namaku Sunyi. Teman-teman menganggapku pendiam. Mungkin karena ketika tak larut dalam ramai, aku bisa bertemu dan mengenal diriku sendiri. * Bertambah hari sepertinya kita semakin sibuk saja, mengerjakan ini-itu, mengejar sana-sini, menengok kanan-kiri, mendongak dan menunduk, seperti mencari sesuatu, atau hal-hal lainnya. Sampai di tengah keramaian bahkan sepi sekaligus, kita tak henti-hentinya untuk terus melaju. Apa tidak lelah? Lalu bagaimana dengan keadaan dirimu? Sesuatu yang tanpa kita sadari sudah ada, sudah kita miliki, dan sangat dekat sekali dengan diri sendiri. Mengutip dari buku Mengheningkan Cinta karya Adjie Santosoputro di paragraf awal berhasil menumbuhkan sesuatu di kepala saya. Saya tidak dapat memastikan berapa banyak orang yang usai membaca buku ini merasa tertampar, merenung, atau respon-respon lainnya. Namun, ada saja argumen-argumen sekaligus beberapa pertanyaan dan pernyataan saling berdesakan dan segera ingin bertemu dengan jawaban. Namun, hal...