BAGAIMANA CERITA PERTAMAMU DENGAN BUKU


Selamat Hari Buku Nasional

Berapa halaman buku yang telah kamu baca hari ini telah menjadi bagian dari prosesmu. Tidak ada yang namanya sedikit atau banyak. Lakukan saja, senyamanmu. Buku hari ini dan yang lalu telah kamu khatamkan, juga telah membersamaimu dalam melangkah.

Buku dari para penulis lokal maupun internasional. Buku puisi, kumpulan cerpen, novel-novel beragam genre, sampai nonfiksi yang banyak pilihan. Kamu bebas memilihnya, tak perlu ada yang ditakutkan. Buku-buku itu membantu dalam proses berpikir dan pengelanan-pengelanan emosi dalam dirimu.

Masih ingat dengan buku yang pertama kali kamu baca hingga bisa sampai di titik ini (membaca menjadi salah satu kebiasaanmu)? Aku ingat. Apa kamu akan membacanya sampai akhir paragraf? Terserah.

Saat itu masih duduk dibangku kelas 8-SMP. Salah satu teman dekatku ada yang sangat pandai, ketika jam istirahat berlangsung, dia beberapa kali mengajakku ke perpustakaan sekolah. Eits, saat itu aku belum senang membaca, walaupun sudah bergabung dengan ekstrakulikuler mading sekolah. Hehe. Tertawa sajaaa~ sampai suatu ketika kakakku (lebih tepatnya mas) memberiku bacaan novel Ketika Cinta Bertasbih 1 dan 2. Saat itu lagi booming film KCB, novel itu langsung kubaca tuntas, walaupun dengan waktu yang relatif lama.

Mengetahui aku membaca novel itu, temanku lebih sering mengajak ke perpus. Di kelas tidak ada yang menarik, jadi, kami memutuskan mlipir ke perpustakaan. Beberapa bulan kemudian novel KCB 1 dan 2 sudah kukhatamkan. Tak disangka, pelajaran Bahasa Indonesia saat itu ada tugas untuk meresensi novel, bebas. Aku teringat salah satu film sejarah yang pernah kutonton di tahun yang sama dan ndelalah ada novelnya di perpustakan sekolah. Gassske!

Benar, aku meminjam novel itu, Sang Pencerah. Novel tebal yang jarang disentuh dan dipinjam remaja seusiaku. Aku bisa tahu itu karena daftar riwayat pinjaman hanya ada beberapa, itu pun mungkin kakak kelas atau para guru. Aku merasa sedikit keren karena berkesempatan membaca novel itu. Seketika juga kembali merasa beruntung, sempat menonton film Sang Pencerah (saat itu tayang ulang di televisi) sekaligus membaca novel dengan judul yang sama.

Mendapat tugas resensi novel dari Ibu Guru Bahasa Indonesia juga berhasil membuatku dan teman (yang sama) lebih rutin berkunjung ke perpustakaan, walaupun sebenarnya kegiatan kami di sana tak jauh-jauh dari berisik dan melirik-lirik tayangan televisi yang ada di dekat bagian meja administrasi. Tak apa, setidaknya sudah lebih maju sedikit dari yang lain. Haha. Lebih tepatnya malah, nggabut di perpus.

Sayangnya, usai kenaikan kelas, kami tidak sekelas, sangat terpaut lokasi kelas yang jauh. Kebiasaan mengunjungi perpustakaan sewaktu jam istirahat menghilang seketika. Iya, proses membacaku berhenti diwaktu itu. Aku ingat kembali membaca buku lagi (novel) saat kelas 11-MAN. Vakum yang lama, ya? Iya, sangat lama. Dan cerita bersama buku-buku mulai terbentuk lagi di tahun-tahun itu. Mau membaca ceritanya juga? Ah, kapan-kapan.

Jadi, bagaimana dengan ceritamu? Aku ingin mendengar dan membacanya. Pasti menarik. Selamat merayakan hari buku dengan versimu, ya~

Selalu dekap cerita pertamamu bersama buku, ia akan dengan senang hati membuatmu tersenyum
-2022

Komentar