KENALAN DENGAN SHERLOCK HOLMES MELALUI SERIES ANIME DETECTIVE CONAN


Seingatku usai event Nulis Dari Rumah yang diadakan Kemenparekraf RI pada September 2021 lalu, aku mulai menonton salah satu serial anime dari Jepang, Detective Conan. Namun, jauh sebelumnya sudah beberapa kali menonton movie dari anime yang sama. Usai mengikuti acara itu, aku merasa sangat kurang referensi tentang buku anak dan kartun. Ah, tentu saja, aku jarang menonton televisi. Buku anak? Jangan salah, walaupun saat ini aku sedang membiasakan diri membaca buku-buku genre apapun, tapi, buku anak sangat kuhindari. Tetapi, usai tiga hari itu, pandangan tersebut bergeser.

Acara selesai, aku teringat salah satu movie Detective Conan yang beberapa kali kutonton. Bukankah tokoh dalam movie tersebut adalah seorang anak-anak? Tentu! Saat itu juga kuputuskan untuk menonton Detective Conan dari awal (kamu bisa menontonnya melalui aplikasi Viu, Bilibili/Bsation). Kemudian yang menjadi masalah selanjutnya adalah alur cerita. Bagaimana bisa tahu cerita kalau tidak menonton dari episode pertama? Bahkan, salah satu temanku sempat mengatakan, akan membosankan jika menontonnya dari episode awal. Tak ada yang salah dari ucapannya. Tetapi, aku benar-benar menonton DC dari episode pertama. Haha! Benar saja, runtutan peristiwa dan alur terasa lebih jelas, walaupun beberapa kali harus bolak-balik Google dan melihat review di YouTube.

Kesimpulanku saat ini sangat sederhana, DC atau Detective Conan adalah series anime yang membuatmu berpikir! Iya, walaupun, mungkin saja, anime-anime lain juga memiliki kadar berpikirnya masing-masing. Begitu juga DC, dengan tokoh utama seorang bocah laki-laki kelas 1 SD, tetapi, kepandaiannya setara orang dewasa. Kamu pasti sudah tahu rahasia ini, kan? Haha. Aoyama Gosho sangat piawai meracik bumbu-bumbu dalam cerita detektif ini. Aku sangat kagum! Bagaimana tidak, tokoh Conan adalah Shinichi Kudo (seorang remaja SMA yang mengecil karena dipaksa minum obat), saat ia menjadi seorang anak-anak juga berperilaku seperti anak-anak. Ini sangat mengesankan. Apalagi ketika bersama-sama dengan teman sekelasnya, Ayumi, Mitsuhiko, Genta, dan Ai (atau teman sekelas lainnya), benar-benar natural anak-anak. Bagaimana respon Ayumi, Mitsuhiko, dan Genta yang polos, mata berbinar, atau mudah tertawa, dan penuh penasaran. Bukankah ini karakter khas anak-anak? Tentu.

Selanjutnya, banyak hal baru yang aku temui. Karena anime ini bertema detektif, jadi, garis besar cerita tidak akan jauh-jauh dari pemecahan suatu kasus, masalah, seperti pembunuhan dan motif, kekerasan, hukum, polisi, sampai trik psikologis. Bahkan, paling unik dan menarik dari serial anime ini adalah memperkenalkan buku serta peneliti dan penelitian yang menyenangkan sejak dini. Jadi, hal ini akan menjadi pandangan baru untuk anak-anak ketika mempelajari bab cita-cita saat di sekolah.

Sherlock Holmes adalah salah satu cerita dari buku yang sering disebut dalam serial ini. Sebelumnya, aku tidak tahu dan tidak peduli akan hal itu, tetapi, berubah ketika Conan Edogawa maupun Shinichi Kudo, dan Shuuichi Akai menyebut beberapa kali nama Sherlock Holmes. Jelasnya, ketika salah satu episode di DC. Cerita flashback ketika Shinichi Kudo dan Ran Mouri masih anak-anak berwisata ke pantai bersama Yukiko Kudo (ibu Shinichi), tetapi, di sana mereka bertemu turis dan terlibat kasus. Nah, tokoh Shuuichi Akai, Shukichi Haneda, dan Masumi Sera juga ada di lokasi, tapi mereka belum saling mengenal dengan keluarga Kudo. Kecuali obrolan singkat usai terselesainya kasus tersebut antara Shinichi dan Shuuichi.

"Aku murid Sherlock Holmes!"
"Ah, kau lebih mirip dengan doker Watson."
Atau, "Aku kan sherlokian." (mungkin menyebut dirinya sebagai penggemar Sherlock Holmes), dan masih banyak lagi episode atau momen yang menyebut nama Sherlock Holmes.

Merasa penasaran dengan tokoh yang sering disebut, aku segera mencarinya di Google. Benar saja, aku menemukan banyak buku berjudul Sherlock Holmes dengan berbagai penerbit (tentu yang sudah diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia). Akhirnya pilihanku jatuh pada buku digital yang disediakan iPusnas. Ternyata di sana terdapat banyak ebook Sherlock Holmes. Pilihanku jatuh pada terbitan Noktah Publishing, kira-kira 150an halaman. Saat aku memperbarui tulisan ini (Mei, 2022), buku Sir Arthur Conan Doyle dengan judul yang sama tapi yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama sudah kubaca, selanjutnya, mari baca lagi dari penerbitan yang sama. Yosh!

Ternyata, Sherlock Holmes adalah tokoh fiktif yang dibuat Sir Arthur Conan Doyle, buku-bukunya berjudul Sherlock Holmes. Ada beberapa buku dengan banyak kasus. Semuanya sangat menarik. Oh iya, sekilas info, Sherlock Holmes bekerja sebagai detektif swasta di London, Inggris. Bertempat tinggal di Barker Street bersama temannya, John H Watson. Watson seorang dokter (militer), sekaligus yang menulis cerita kisah-kisah Holmes dalam berbagai kasus (seperti dokumentasi cerita).

Penasaranku pada tokoh Holmes dan Watson terjawab. Beberapa kisah fenomenal seperti Skandal di Bohemian, Pita Merah, atau Anjing Iblis dari Baskerville sudah kubaca. Rasa-rasanya, masih banyak yang belum terbaca, deh. Walaupun begitu, buku-buku Sir Arthur Conan Doyle yang diterjemahkan sekaligus diterbitkan oleh Penerbit Noktah dan tersedia di iPusnas sudah kubaca semua, kecuali buku yang berkover oranye.

Kapan lalu saat menonton series DC episode di London, kode-kode yang harus dipecahkan Conan maupun Shinichi berkaitan erat dengan kisah-kisah Holmes. Akhirnya juga, agak terkoneksi, karena sudah membaca beberapa kisah tersebut. Jadi nggak ngah-ngoh mbangeti, wkwkwk. Menarik banget! Aku sempat merasa bias menganggap Sherlock Holmes adalah tokoh nyata, bukan sekadar fiktif. Di episode tersebut Minerva Glass (pemain tenis dari London--series anime Detevtive Conan) juga sempat berpikir begitu. Ah, andai saja ada Holmes, pasti sudah membantuku!

"Minerva-nee san! Aku muridnya Sherlock Holmes!" teriak Conan dari tribun.

Komentar