TERE LIYE; MENULIS NOVEL HANYA SATU BULAN

TERE LIYE; MENULIS NOVEL HANYA SATU BULAN
Oleh: Amaliya Khamdanah


Assalamu’alaikum. Halo! Wah tidak terasa banget kalau Syawal sudah kembali menyapa kita, ya. Bagaimana puasanya di Ramadan kemarin? Lancar, kan? Bolong berapa? Hehe. Semoga kita senantiasa dalam rahmat serta lindungan Gusti Allah, ya. Aamiin.

Saya mau bagikan sedikit cerita, nih, tepatnya pas Ramadan lalu pada 31 Mei di Semarang. Emang apaan? Jadi, Tere Liye, eh pasti sudah kenal dengan novel-novel Tere Liye, kan? Halah itu lho, penulis novel; Rindu, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, Tentang Kamu, dan film fenomenal; Hafalan Sholat Delisa. Nah, sudah tahu, kan?

Alhamdulillah banget, pas menjelang akhir Ramadan, Tere Liye ada acara talkshow bukunya terbaru; About Life di Gramedia Pandanaran Semarang. Mumpung gratis dan jarang banget Bang Tere ke Semarang, ini adalah waktu yang tepat. Iya, walaupun, sampai di lokasi acara talkshow Tere Liye sudah dimulai. Heuheu.

Tere Liye di Gramedia Pandanaran Semarang
Bagi Tere Liye ini, menulis adalah proses pengamatan. Jadi, seorang penulis selalu mengamati kejadian-kejadian—dari yang sepele—dan diolah menjadi sebuah tulisan alias novel. Bang Tere juga menambahkan, penulis juga memiliki keunggulan yaitu penulis pandai mengamati dan memperhatikan sekitar, kepala penulis juga ditumbuhi banyak ide melalui kegiatan tadi.

Pemilik nama asli Darwis ini juga mengatakan kalau dunia tulisan yang ia salami ini tidak ada korelasi dengan dunia nyata seorang penulis. Misalnya, dalam tulisan yang penulis tulis ini mengenai galau, patah hati, tetapi hal itu tidak berlaku untuk kehidupan di dunia nyata, malah sebaliknya. Nah, ini adalah fungsi dari mengamati dan memperhatikan lingkungan.

Bagi Tere Liye, menulis merupakan kegiatan sehari-harinya. Dulu, sebelum novelnya banyak dikenal seperti sekarang ini, Tere Liye juga memulainya dari nol. Tere Liye juga berpesan, agar kita (yang senang menulis dan ingin menjadi seorang penulis) untuk tidak berkecil hati. Memang, dalam menulis salah satu hal yang membuat malas untuk melanjutkan adalah tertukarnya antara karakter tokoh satu dengan yang lain. Pun, hal ini juga dialami oleh Tere Liye, ia membutuhkan waktu yang cukup lama agar semuanya bisa sesuai porsi karakteristik tokoh; fokus, sekitar 5-6 tahunan. Cukup lama, kan? Tapi Bang Tere Liye tetap berjuang. Kalau kamu gimana?

Tere Liye juga bercerita tentang di balik pengerjaan novel Rindu. Oh iya, untuk yang belum pernah baca novel Bang Tere ini, pokoknya harus baca; Rindu. Itu wajib. Wuih pokoknya, mantulll! Kalau nggak salah juga, saya pernah review Rindu di blog ini.

Rindu adalah novel yang berlatar perjalanan menuju tanah suci di tahun1940-an. Saat itu Indonesia masih bernama Hindia Belanda. Nah, uniknya, dalam talkshow About Life ini, Bang Tere juga memberi bocoran tentang novel favorit saya ini. Bagaimana risetnya? Nah, selama riset Rindu ini, Bang Tere harus bolak-balik internet dan studi pustaka. Bolak-balik internet untuk mengumpulkan foto-foto haji di zaman dahulu. Dan studi pustaka memang suatu keharusan. Wow, luar biasa, sudah kayak mau penelitian ilmiah, ya. Hehe.

Hal ini juga dilakukan Tere Liye pada novel Tentang Kamu (kalau yang ini saya belum baca, hehe), menurutnya menulis novel Tentang Kamu itu mudah, yang sulit dan lama adalah risetnya. Bang Tere mengaku, untuk riset novel ini memerlukan waktu 2 tahunan, sedangkan dalam proses menulisnya hanya kurun waktu satu bulan dengan halaman 400 lebih. Sangat cepat bukan?

Oh iya, sebelum menutup talkshow About Life juga, Bang Tere juga memberikan tiga tips untuk menulis, yaitu; banyak-banyak baca buku, banyak-banyak melakukan perjalanan, dan banyak-banyak bertemu orang. Nah, kalau kamu sendiri bagaimana?

Sudah, ya, ulasan singkat dari acara talkshow About Lifenya Bang Tere Liye. Semoga bermanfaat. Salam!

Gramedia Pandanaran Semarang,

31 Mei 2019.

Komentar