DIBALIK LAYAR LA TANSA EDISI 13

DI BALIK LAYAR LA TANSA EDISI 13
Oleh: Amaliya Khamdanah

Ada sebuah cerita yang pernah lalu diantara kita, kawan. Aku masih jelas mengingatnya. Sejenak aku ingin membahasnya satu-persatu. Apa sajakah itu? Aku sulit menjelaskannya, aku yang hobi menulis pun sangat sulit menuangkan pengalaman itu kedalam  kata.  Entah akan kucoba.

Momen langka. Ya ini foto bareng kru majalah.

Tahun angkatan 2014/2015 telah berakhir, artinya masa jabatan kita di organisasi ini juga berakhir kawan. Dan secara otomatis juga cerita juga akan berakhir. Sedih mendengarnya. Ah, kalimat terakhir itu hanya khayalan semata. Namun pada akhirnya ketika kita sudah menginjakkan kaki di kelas XII memang segalanya hampir berubah, terutama dari segi kebersamaan. Dulu, kita sering berkumpul, karena faktor kita seorganisasi dan sepenanggungan bahkan sependeritaan. Namun kini berbeda, ketika diantara kita berkata, “Aku Kangen”, balasannya pun simple “Aku sibuk UN, fokus belajar.” Setelah itu hanya diam yang didapat. Ah, setidaknya hati diantara kita tetap menyatu seperti setahun yang lalu. Bahkan persahabatan yang kini telah menjadi persaudaraan tetap abadi, kawan.

Edisi 13 memang berbeda dari yang lain. Edisi yang memang sengaja Allah ciptakan. Tak dapat dipungkiri juga tema majalah yang diambil pun sangat menarik, sesuai dengan keadaan negeriku. Ketika para remajanya digandrungi  budaya-budaya dari luar, namun ada sekelompok remaja yang justeru mempertahankan budaya lewat tulisan. Yah, itulah kami. Kru La Tansa edisi 13.

Majalah La Tansa edisi 13. Wajib dibaca. Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau tidak sekarang kapan lagi? Belajar Budaya Nusantara.
           Awalnya bukan tema budaya yang akan kami ambil, malainkan tentang Mimpi. Namun, ada masukan dari  salah satu koran ternama di Semarang yang menyarankan untuk mengambil tema itu, maka jadilah BACK TO CULTURE.  Kita akhirnya berunding dan memastikan, apakah tema ini cocok untuk kalangan para remaja? Jawabannya YA, SANGAT COCOK. Setelah itu, kita para kru majalah membagi  tugas, serempak dan pas, semua mendapat bagian. Semangat kita sangat menggebu-gebu. Halangan apapun kami terjang, bahkan perang sekali pun.
Bulan Agustus lalu. Ceritanya habis diliput tvri.

            Sebenarnya kita tak saling mengenal. Awal Agustus 2014 adalah pengrekrutan Crew baru. Aku hanya mengenal beberapa diantara teman baruku, ya walaupun sejak duduk dibangku kelas X sudah bergabung di organisasi ini.  Dan bodohnya lagi aku tak mengenal siapa ketua pada edisi angkatanku. Tak ada koordinasi sama sekali.  

Prasasti ala anak La Tansa 13


Agustus 2014, adalah awal tugas kami. Membuat mading yang layak konsumsi para remaja sekolah kita. Gambar disamping adalah prasastinya. Tanda tangan para teman baruku ditambah Dessy Sensei yang juga ikut membantu. Aku masih ingat jelas, siapa saja yang datang waktu itu, bahakan siapa saja yang dating awal dan seterusnya pada waktu itu. Sangat-sangat jelas sekali. Jejak-jejak kami ukir pada genting yang hampir rusak itu, nama semuanya disingkat, alias inisial. Tertera 07 September 2014. Siapa saja mereka? ADP, AMM, MKS, RO, AK, dan Adhes.  

Pada  17 September 2014, anggap saja tanggal  pertengahan, guru pndamping organisasi ini menyarankan untuk diadakan acara kecil-kecilan, namanya Team Solid La Tansa, baru lewat acara ini aku mengenal mereka satu-persatu. Banyak sekali yang didapat diacara sederhana ini. Kami menemukan sahabat baru, yang dulunya ketika bersimpangan di jalan hanya saling diam. Banyak sekali  pertanyaan yang dilontarkan lewat kertas, usai acara, kami bertukar kado. Aku menemukanmu, kawan!

28 September 2014,  pelatihan jurnalistik di madrasah tercinta, itu saja aku belum mengenal jelas mereka. Ya, setidaknya sudah tahu nama mereka stu persatu lah.  Setelah hari pelatihan  itu ada peliputan berita untuk Koran Jawa Pos Radar Semarang, dan lawat tugas itu, Aku baru mengenal dekat   mereka. Perjalanan di Jawa Pos juga sangat berkesan, kawan. Bahkan aku masih sangat jelas kisah itu. Sayang tak ada fotonya, kamera rusak pada saat itu. Menginjakkan kaki di Jawa Pos Radar Semarang, aku masih ingat suasanany, sejuknya, dan ramainya tempat wartawan itu. Belajar EyD dan Layout juga. Lalu melihat-lihat para redaksi Radar Semarang yang sedang bekerja. Semarang,  19 November 2014.


            (21/11) Berjualan Koran ke seluruh kelas-kelas, juga pernah kita jalani. Mengasyikkan, dan agak m*************** hehe. Banyak yang menertawai, namun tak jarang juga banyak yang mendukung dan menyemanagti. Ya tapi kita tetep optimis. Desember 2014 telah berakhir. Cerita kita di semester satu juga telah berakhir. Namun, tetap simpan rapi kisah itu, kawan!

Dan ceritanya masih lanjut, nantikan saja yaaa :D See you...

Komentar

Posting Komentar