[SAAT KITA CERITA NANTI] ADA ZINNIA YANG BERMEKARAN DI KEPALAMU


Aku senang melihatmu lagi. Melalui perjumpaan sederhana yang membuatku ikut merasa lega. Langkahmu tegap dan tak terlihat berat. Senyum menyenangkan itu telah kembali merekah dan suaramu yang menenangkan kembali terdengar. Sepasang matamu memancarkan kehangatan, ada kedamaian yang merebak. Hal-hal sederhana yang ternyata sangat kurindukan.

Aku teringat bagaimana dulu kamu selalu tersenyum, namun tiba-tiba menjadi berbeda. Ada murung yang tertinggal di muka. Aku ingat lagi, tawamu yang selalu menular kemudian secara mengejutkan menyisakan diam. Dan bahkan ucapan penuh semangat telah berbalik arah, tidak ada tanda-tanda. Apakah kamu benar-benar pergi? Aku melihat dua pasang matamu, tak ada hujan di sana. Hanya ruang yang penuh dengan ranting tanpa daun-daun.

Kini aku melihat sesuatu di kepalamu. Ruang-ruang yang dulu penuh ranting telah tumbuh. Daun-daun berwarna hijau. Perlahan, kembang-kembang bermekaran. Menjulang di atas kepalamu. Bunga-bunga zinnia yang merekah bersamaan dengan langkahmu.

Katamu, ranting-ranting yang ada dalam setiap ruang selalu kamu ajak bicara, saling mengobrol, dan mendengarkan selayaknya dengan seorang teman. Bahkan, ketika tak ada suara dari luar, kamu mendengarnya dari dalam. Larut dalam pikiran masing-masing. Selama bertahun-tahun, lewat kesedihan panjang dan kenangan bahagia yang tersisa, kamu menemukannya. Keping-keping mimpi yang masih bisa dirangkai lagi.

Aku senang melihat perubahan kecil itu. Tentang apapun yang bisa membuatmu kembali tumbuh. Dan zinnia-zinnia di kepalamu silih berganti bermekaran menghiasi langit.

Komentar