[JALAN-JALAN] DARI TRANS SEMARANG SAMPAI MICROLIBRARY WARAK KAYU




Jalan-jalan ke Semarang tak akan membuatmu khawatir tentang transportasi. Berbagai jenis kendaraan publik, tersedia di ibukota Jawa Tengah ini, seperti BRT Semarang atau yang dikenal juga dengan Trans Semarang, bus pintu dua, dahyatsu (angkutan oren), sampai ojek-ojek (online maupun konvensional).

Juni lalu, temanku mengajak jalan-jalan Semarang tanpa menaiki motor, tetapi dengan transportasi umum dan sepakat untuk naik BRT Semarang. Selanjutnya menentukan tempat-tempat yang akan kami kunjungi. Iya, kami memiliki keinginan yang berbeda-beda. Temanku mengusulkan untuk pergi ke Gramedia Pandanaran, sedangkan aku mengusulkan untuk ke Microlibrary Warak Kayu.

Perjalanan dimulai dari Tugu, kami harus menunggu Trans Semarang di halte terdekat. Bus tersebut dengan Koridor I dengan rute Mangkang-Penggaron, sedangkan tujuan pertama kami adalah Microlibrary Warak Kayu yang letaknya di Jl. Dr. Sutomo dekat dengan RSUD Kariadi. Artinya, kami harus transit di halte-point yang berada di Jl. Pemuda dan kembali menaiki bus Trans Semarang dengan Koridor II atau Koridor III yang melintasi jalan tersebut.

Aku merasa seperti nostalgia kembali. Pasalnya, sekitar tiga tahun lalu, ketika ke Semarang, aku termasuk pengguna layanan bus Trans Semarang. Setiap hari kecuali hari libur, berangkat dan pulang kuliah menaiki bus ini. Haha, kalau boleh dikata, aku seperti mengambil dan menyimak kembali beberapa ingatan yang saling bersinggungan. Seperti tiba-tiba mengingat lokasi-lokasi halte yang dilalui bus, koridor-koridor bus yang lengkap dengan lokasi tujuan, beda harga tiket untuk pelajar dan umum, lagu-lagu yang diputar, petugas yang ramah dan cuek, ekspresi beberapa orang, berdiri dan berpegangan alat gantung tersebut, atau hal lainnya. Sedikit menyenangkan dan ternyata telah mengalami beberapa perubahan. Salah satunya adalah tempat duduk, setelah ditetapkan peraturan jaga jarak atau physical distancing, kursi-kursi yang awalnya bersebelahan, sekarang jadi tersekat dan tentu disediakan hand-sanitizer.

Tempat tujuan sudah dekat, kami berhenti di halte RSUD Kariadi dan harus kembali berjalan ke arah berlawanan karena tidak ada halte terdekat dengan Microlibrary Warak Kayu. No problem, Slur~

Microlibrary Warak Kayu merupakan perpustakaan mini yang berlokasi di Jl. Dr. Sutomo, ancer-ancernya dekat Taman Kasmaran dan Kampung Pelangi Semarang. Lokasinya strategis tepat di seberang jalan. Seperti namanya, perpustakaan ini bukan kategori perpustakaan yang besar, tetapi mini. Uniknya bahan utama bangunan perpustakaan ini adalah dari kayu. Cukup berbeda, kan, dengan perpustakaan yang lain? Iya, tentu.

Aku lupa untuk memotret bagian luar dari Microlibrary Warak Kayu, tetapi, sebagai gantinya tekan saja tanda ini, kamu akan terbawa pada akun Instagram resminya. Foto di atas paragraf ini merupakan salah satu sudut di perpustakaan mini, lantainya juga tersusun dari kayu-kayu. Hmm, seperti rumah panggung! Perpustakaan ini buka setiap hari Senin-Sabtu dari jam 08.30-12.00 kembali buka lagi jam 13.00-15.30. Tidak perlu khawatir, orang Semarang maupun bukan bisa berkunjung dan memiliki kartu anggota perpustakaan. Caranya cukup dengan berkunjung dan mengisi data diri, selanjutnya akan dikirimkan kartu anggota berupa kartu elektronik melalui pos-elektronik.

Terletak dekat jalan raya tidak membuat pengunjung perpustakaan gerah, karena selain tersedia kipas angin, juga terdapat banyak ventilasi udara. Lihat gambar di atasnya lagi, ya. Hehe. Semilir banget~ Pas aku berkunjung ke tempat ini, rasanya menyenangkan, tidak merasa kepanasan, tempatnya juga sejuk. Kalau teman-teman juga senang foto, Microlibrary Warak Kayu ini bisa jadi tempat spotmu cari foto, termasuk foto minimalis! Haha, tapi jangan lupa tetap dibarengi dengan baca buku, ya, Slur~

Terkait koleksi buku-buku, akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan perpustakaan kabupaten/kota, tetapi tidak perlu khawatir, karena di sana juga ada buku-buku akademik, novel, sastra, sampai sejarah, dan beberapa buku terbitan baru. Pun, petugas perpustakaan (pustakawan) yang ramah dan cepat tanggap memberi informasi pada pengunjung (seperti aku dan temanku yang baru pertama kali ke tempat ini). Oh iya, untuk penitipan barang atau loker juga disediakan. Karena kunjunganku saat pandemi, pengunjung hanya ada beberapa orang, tidak banyak.

Rasanya masih belum puas, sih. Kapan-kapan, deh, bisa ke perpustakaan ini lagi. Oh iya, sedikit info, ternyata bangunan Microlibrary Warak Kayu pernah meraih penghargaan dibidang arsitektur dunia, lho! Keren bangettt! Kalau kamu ke Semarang jangan lupa sekalian mlipir dan ke perpustakaan kayu ini. Sampai jumpa, ya!

Komentar