[JALAN-JALAN] GALERI SENI DI UJUNG GANG

"Sudah pernah ke sini, Mbak?" tanya seorang laki-laki—yang dalam tebakanku berusia lima-puluh tahunan—menyapa kami.
Kami menggeleng secara bersamaan, tapi, dengan cepat aku melanjutkan, "Kalau ke Kota Lamanya malah bolak-balik, Pak."
"Wah, yasudah, selamat menikmati karya seni yang ada di sini, ya, Mbak-mbak!" ucap beliau lagi, ramah sekali.

Hari itu, 2 September 2021, saudara perempuanku mengajak mengunjungi suatu tempat di Kota Lama, yaitu Galeri Kesenian di Semarang yang berada di Kawasan Kota Lama. Kota Lama bagi orang-orang Semarang dan sekitarnya, terkenal sebagai tempat wisata yang menyimpan nilai-nilai sejarah, bangunan khas kolonial, dan sangat artistik atau mungkin lainya. Di Kawasan Kota Lama, selain bisa berjalan-jalan puas mengitari bangunan-bangunan yang sampai saat ini terawat, juga bisa mengunjungi tempat seperti Museum 3D Art, Galeri UMKM, sampai Galeri Kesenian Semarang atau Semarang Contemporary Art Gallery.

Terletak di Jl. Taman Srigunting, dekat Jl. Letjen Suprapto, Semarang. Kamu akan melihat plang yang berdiri tegak di dekat Taman Srigunting, atau ketika kamu melihat bangunan atau restoran Spiegel, kamu bisa langsung memilih jalan itu, nanti dikejauhan—ujung gang akan terlihat lagi bangunan bertuliskan Semarang Contemporary Art Gallery. Harga tiket untuk memasuki ruangan penuh karya seni ini seharga Rp. 20.000,00.- dan waktu kunjungan ke tempat ini dari jam 10.00 pagi sampai 16.30 sore, setiap hari Selasa sampai Minggu.

Jalan-jalan ke Galeri Kesenian ini adalah yang pertama bagiku dan menurut pengakuan saudaraku juga, ia pertama kali ke tempat ini. Haha, jadi, kami sama-sama first time ke tempat seperti ini. Iya, kalo keliling Kota Lama bolak-balik. Kami sama-sama kebingungan ketika kaget 'hanya dua lantai?'. Haha. Begini, kujelaskan sedikit, beberapa tahun yang lalu, tentu sebelum pandemi tiba, tempat ini—kami melihatnya di media sosial, karena kebanyakan teman kami sudah pernah berkunjung ke tempat ini—mengunggah banyak foto, dari lukisan sampai patung-patung.

"Iya, hanya dua lantai, tetapi sejak pandemi pameran seni lukis maupun patung-patung yang biasanya ada kami kurangi. Kalau mau melihat patung orang yang berdiri agak miring ada di sebelah sana, tempatnya outdor, Mbak." Penjelasan bapak—yang entah siapa namanya—atas pertanyaan yang kami ajukan. "Benar, setiap bulan ganti, atau sesuai masa kontrak lukisan itu dipamerkan di Semarang Art ini." lanjut beliau menjelaskan.

Sensing Sensation merupakan tema yang diambil Semarang Contemporary Art Gallery, yang berlangsung pada 21 Agustus sampai 24 Oktober 2021.

Lantai satu pada galeri seni ini terdapat deskripsi yang tertulis di tembok, seperti yang kamu lihat pada foto di atas paragraf sebelum ini. Menariknya, samping tulisan ini ada barcode yang bisa di scan pengunjung untuk mengetahui lukisan-lukisan apa saja yang ada pada musim kali ini. Coz, aku juga menscan kode ini. Hehe.

Saat itu, kami mengunjungi galeri kesenian siang hari dan ndelalah waktu hari kerja, jadi, lokasi cukup sepi, hanya beberapa orang, dari sendirian, bersama kerabat, teman, atau pasangan. 

Saat menikmati lukisan-lukisan atau rupa-rupa seni (karena ada yang bukan lukisan) aku terkejut ketika melihat satu ruang yang ternyata menampilkan tayangan animasi, entah, aku tidak melihatnya secara penuh, karena sudah kaget terlebih dahulu. Haha. "Mbak, ternyata sumber suara yang ramai itu dari ruangan ini." ucap adik perempuanku (saudara perempuan). Ada semacam sofa tanpa pembatas dan layar lebar seperti televisi. Ahaha, kalau penasaran, kamu bisa mengunjunginya langsung atau melalui media sosial @semarang_gallery.

Karya seni di foto ini juga ada di lantai satu. Karya Meliantha Muliawan yang berjudul Happy House #1, di samping karya ini, juga ada lagi. Aku terkesima dengan narasi yang ditulis seniman untuk karya seninya ini, menampar sekali.

Beberapa lukisan lain ada di lantai dua dan satu ruang berisi seni berbahan arkilik yang bercahaya dan warna-warni, tapi lebih ke warna gelap, sih. Bagus! Aku suka dengan karya ini, lagi-lagi, hal baru yang aku lihat. Ada lagi, karya seni dari pintu yang ditekuk-tekuk, seperti 3D. Aku suka cara seniman menuangkan atau mencipratkan dua warna hitam dan putih di atas daun pintu itu. 

Karut #2 dan Karut #3 karya Maharani Mancanagara

Masih ada beberapa lukisan lain yang sengaja tidak kuunggah dalam postingan kali ini, akan lebih seru lagi kalau berkunjung. Hehe. Kalau pun misal belum bisa berkunjung, juga tidak ada masalah, ada akun Instagram terkait yang bisa kamu kunjungi, virtual tour!

Oh iya, kapan-kapan foto yang aku peroleh dari dolan ke Semarang Contemporary Art Gallery akan kuunggah di instastory akun Instagramku. Terima kasih sudah membaca sampai tulisan ini, ya!

Komentar