KETUPAT RASA TUGAS

KETUPAT RASA TUGAS
Oleh: Amaliya Khamdanah


Assalamu’alaikum! Alhamdulillah, akhirnya saya bisa kembali ngeblog di tengah-tengah kesibukan yang menghadang. Oh iya, gimana kabar teman-teman? Semoga senantiasa dalam rahmat dan lindungan-Nya. Aamiin.

Sebenarnya tulisan ini hendak kuposting di blog-absurd ini pas lebaran tahun lalu. Tetapi karena waktunya tidak pas jadi dipostinglah pada lebaran tahun ini. Hehe.

Kok judul postingannya gitu, Mal? Ya, biar anti mainstream gitu. Haha. Biasanya kan kalau saya buat judul postingan itu rasanya galau melulu. Nah, kalau yang ini juga rasanya galau tapi ada rasa membara dalam diri gitu. Iya, kobaran semangat untuk segera menuntaskan tugas negara (?) baca aja tugas kuliah~ *eh

Sebenarnya saya sudah mau nulis pakai judul ini ya H-1 sebelum lebaran. Tapi karena tugas kuliah lebih penting dari apapun, saya melupakan kegiatan ini. Dan absurdnya lagi, saya mulai nulis ini tepat pada hari ini! Pas lebaran ketupat hari ke tujuh Syawal! Duh Gusti… Dan absurdnya lagi tugas UASnya belum kelar dikerjain! Duh Gustiii, ampuni hamba _/|\_

Oke, paragraf di atas adalah curhatan terselubung dari pemilik blog absurd ini. Abaikan saja.

Kembali ke jalan yang benar. Mengapa saya memilih judul di atas? Yups, teruntuk kekawan seperjuangan di kelas Psikologi 2-B (sekarang 4-B, ya, gaes) pasti sudah paham maksud judulnya. Iya, semoga tetap dikuatkan, diistiqomahkan, dilancarkan, dan dimudahkan mengerjakan tugas UAS semester  genap ini, ya! Tentu mendapat nilai yang sesuai harapan. Aamiin _/|\_

Dua minggu sebelum lebaran, kami memang sudah disibukkan dengan presentasi, tugas, proposal, penelitian, tugas membuat video dan mindmap (kayak anak IT banget), dan UAS. Sampai pada H-5 lebaran, kami masih berkutat di Semarang, dan akhirnya atas persetujuan bersama dan dosen-dosen yang baik, kami bisa pulang ke kampung halaman, melepas rindu pada keluarga.

Ada beberapa teman kelas yang dalam waktu tiga hari menuju lebaran dengan semangat mengerjakan UAS dan menyisakan tugas berat lainnya untuk dikerjakan usai lebaran. Saya pun demikian.

Nah, pendapat saya begini. Mungkin beberapa teman kelas tak menyadari akan hal ini. Tapi rasanya sulit untuk dielakkan dan dihindari. Lebaran tahun ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya. Di mana tahun sebelumnya cara menikmati makanan khas lebaran—ketupat, lontong, sambal goreng, dan segala tetek-bengeknya—dengan senyum lebar. Dan di tahun ini masih sama menikmatinya, hanya saja ketika ada ingatan yang tanpa sengaja melintas  dengan membawa bongkahan kata ‘tugas’ otomatis si pemilik tubuh atau manusianya akan mengingat. Dan rasa enak yang dirasa lidah lalu nikmatnya ketupat dan segala macamnya terasa seperti tugas. Dari materi agama sampai materi psikologian. Duh Gusti…

Oke, postingan ini hanya untuk hiburan, tidak semata-mata untuk menumbuhkan keradikalan. Jika ada yang tertawa dan nangis, ya mohon maaf lahir dan batin. Begitulah kiranya postingan absurd ini.
Tetap semangat menjalankan tugas kebaikan untuk diri sendiri, keluarga, lingkungan, dan negara. Semangat, perjuanganmu sangat ditunggu di masa mendatang.


Terima kasih sudah mampir. Salam hangat dari keluarga Psikologi B ’16!

Komentar