Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

DRAKOR SEMI-SEJARAH: EMPRESS KI

Gambar
DRAKOR SEMI-SEJARAH: EMPRESS KI Oleh: Amaliya Khamdanah Assalamu’alaikum, gimana kabarnya? Sehat yaaa. Sudah lama nih, saya gak posting di blog absurd saya. Maklumlah, lagi puasa nulis, hehe *emangada?* Pada postingan kali ini saya mau bahas salah satu drama Korea. Iya drama Korea. Yups, keaslian saya akan mulai terlihat. Sedikit cerita nih. Dulu sewaktu SMP saya ngefans banget sama yang namanya Korea, segala hal yang berbau tentang Korea—all about k-pop—baik boyband, girlsband, drama Korea, bahkan acara-acara talksownya dan gilanya lagi saya sedikit hafal lagu-lagu Korea, ya walaupun hanya dua. Heheee. Tahun 2011-an tepatnya. Dari drakor: Naughty Kiss, Dream High 1 dan 2, Bread Love and Dreams, The Great Queen of Seondeok, Dong Yi Jewels In the Crawn, The Moon that Embracess the Sun, Sassy Girl, Boys Before Flowers, Pinochio, dan yang paling ngena banget itu drakor ini, “Empress Ki” . Sesuai judulnya dong. Drama kolosal buatan MBC ini dimulai syuting dari tahun

AKU, KOPI DAN KENANGAN

Gambar
AKU, KOPI DAN KENANGAN Oleh: Amaliya Khamdanah “Karena kehidupan ini tak semuanya manis seperti gula, Le.”             Menyeruput kopi hitam di pagi hari adalah kebiasaanku. Menikmatinya sembari menatap langit biru, melihat hijaunya desaku dan beberapa warga desa yang mulai beraktivitas. Menyeruput sedikit demi sedikit hingga habis satu cangkir. “ Sugeng enjing , Bapak!” 1 teriak pemuda berbaju lusuh dari tanggul. Aku mengangguk lalu tersenyum, beberapa gigi ompongku terlihat jelas. Aku meyeruput lagi kopi hitam buatanku. Aku kembali mengamati sekitar. Sayang, kedua mataku tak setajam dahulu, penglihatanku sedikit buram, namun rasa yang sudah melekat di hati tentang kecintaanku pada desa ini tetap ada—takakan pernah buram—seperti kedua mataku. Aku meletakkan cangkir kopi, perlahan menhirup udara segar desaku. “ Sugeng enjing , Bapak!” 1 suaranya ramai dan kompak, aku melihatnya sedikit buram. Segerombolan pemuda berjas hijau menyapa, kata tetangga mereka seda