INDONESIAKU TAK TENANG



INDONESIAKU TAK TENANG
Oleh: Amaliya Khamdanah

Kriminalitas telah menjalar, siapa yang mampu menghentikannya? Pembunuhan, perampokan, pembegalan, dan sebangsanya seakan lazim terjadi di tanah pertiwi ini. Menjadi tontonan wajib dalam media massa. Ah, bukan tontonan wajib lagi. Namun, sangat membosankan! Memalukan!
Tak  ada kesadaran dirikah dalam diri kita? Sepertinya tidak ada. Sepertinya juga para manusia yang tengah duduk di kursi istimewa hanya ongkang-ongkang. Menikmati seduhan teh hangat, sembari menikmati penderitaan rakyat kecil. Manusia licik diluar sana tertawa bahagia, menunggu kehancuran negeri ini. Eksploitasi segala sumber daya. Bahkan jika perlu mereka akan menjual pulau-pulau indah pada Asing! Naasnya negeriku.
Hei para manusia! Takkah kau lihat tanah yang kau injak ini menangis! Menagis tersendu-sendu akan tingkahmu yang menyeleweng. Menngis tersendu-sendu karena kau seenaknya sendiri di tanah ini. Jika boleh mereka berkata --tanah pertiwi ini, manusia hanya menupang!
Aduhhhhh, contoh lain apakah yang bisa membuatmu sadar! Apakah harus, Tuhan membalikkan semuanya menjadi terbalik? Apakah harus, Tuhan menenggelamkan satu persatu pulau yang ada di negeri ini? Dan apakah harus, Tuhan merubah takdir baik bumi pertiwi menjadi takdir buruk –-takdir baik dicoret.
Aduh, dimanakah hati nurani manusia tersimpan? Di hatikah atau telah hilang ikut terjual? Dimana rasa cintamu terhadap negeri wahai manusia?  Dimana rasa sayangmu terhadap tanah air ini wahai manusia yang juga  tercipta dari tanah?
Mungkin, jika diberi kesempatan untuk berbicara, bumi pertiwi akan berbicara, bahkan meluapkan segala emosi yang telah lama dipendamnya sendiri. Atau bahkan lebih buruk dari itu.
Dulu para raja-raja negeri ini sangat menjaga tanahnya dari serangan apapun bahakan terhadap kerajaan lain yang menyerang tanahnya, tak hanya itu saja, para raja dan rakyatnya pun sangat menghormati tanah kelahiran, tempat tinggalnya, sangat mekmurlah waktu itu. Setelah masa kemakmuran (hampir) berakhir,  bahkan  ketika para penjajah eropa berbondong-bondong mencari rempah-rempah di bumi pertiwi ini, bukan hanya itu saja, ketika bangsa timur yang mengaku sebagai saudara tua negeri ini melakukan hal yang sama, penjajahan! Para pembela negeri, para pahlawan negeri rela mati untuk menjaga bumi pertiwi, hingga pada akhirnya para penjajah negeri pergi dari Nusantara.
Sekarang?

Demak, 02 Februari 2016

Komentar

  1. jangankan kasus kriminal diluar sana, di dalam kelas, tipe x milik islamiyah ditinggal merem aja ilang. kurang emeijing apa lagi cobak tanah air kita?

    Sayong, 6 Pebruari 2016

    BalasHapus

Posting Komentar