[CERPEN] CUKUP SEDERHANA

Aku hanya bisa termenung di antara hamparan airlaut yang ada di hadapanku. Aku teringat akan ucapannya dua jam yang lalu.

***

"Kau ini terlalu bodoh, kau juga sangat kampungan! Memang anak keturunan pesisir pantai tak mengerti arti kata modern! Selalu memberi alasan yang tak masuk akal!," Hardiknya padaku. "Sia-sia saja bicara sama orang yang gak mudengan. What, jaman sekarang gak tau Paris, London, New York, Belanda? Oh My Good, orang yang gak punya cita-cita ya kayak kamu." Lanjutnya kembali, tepat di hadapanku.
"Oke, terlalu pelit jika aku gak jelasin padamu, apa itu Paris. Ya Paris, adalah nama sebuah Kota di negara Itali, benua Eropa. Kau tau di sana adalah tempat yang paling romantis, dengan sajian menara yang sangat megah. Jujur aku ingin sekali berkunjung kesana," Celotehnya padaku, aku hanya diam dan menganggukkan kepala ketika perlu.
"Dari pada negara ini, udah kotor, jelek, gak ada romantisnya sama sekali." Lanjutnya kembali.

***

Ya, aku memang bodoh, kampungan. Ya aku adalah anak pesisir yang tak mengetahui arti modern. Tapi tidak untuk perkataanmu yang beranggapan bahwa aku tak mempunyai sebuah mimpi dan cita-cita. Jika aku jelaskan padamu secara langsung, kau pasti akan menganggapku gila. Cukup Tuhan dan hati kecilku yang mengetahuinya. Semilir angin membawaku untuk merangkai sebuah kata yang menjadi alasan kuatku.

"Ketika mereka mulai mengagung-agungkan Negeri jauh di seberang sana. Maaf aku hanya bisa diam di tanah kelahiranku. Apa kau tau alasannya? yaaa alasanku sangatlah sepele. Aku ingin menjaga, melindungi dan memperjuangkan tanah kelahiranku, Indonesia. Seperti dulu mereka para Pahlawan menjaga tanah ini, Ibu Pertiwi."


Demak, 24 Desember 2014

Komentar