Postingan

[BUKU] JEJAK MAGELANG DALAM KARTU POS ERA HINDIA BELANDA: JALAN-JALAN KE MAGELANG MELALUI KARTU POS

Gambar
Menghabiskan weekend dengan berjalan-jalan ke tempat wisata merupakan hal yang menyenangkan dan sayang untuk dilewatkan, tetapi, bagaimana jika berjalan-jalan ke suatu tempat melalui kartu pos? Aku yakin, hal ini sangat jarang dilakukan orang-orang. Melalui buku Jejak Magelang dalam Kartu Pos Era Hindia Belanda karya Wisnu Murti Pratama, kita akan diajak berjalan-jalan ke Magelang di masa lampau melalui kartu pos. Bagiku, jalan-jalan kali ini sungguh berbeda, selain karena sudah lama tidak menginjakkan kaki di Magelang secara langsung, melalui narasi yang disampaikan penulis sangat jelas, sehingga kita sebagai pembaca yang sudah pernah maupun belum berkunjung ke Magelang atau bahkan pertama kali mengunjungi Magelang tempo dulu akan terasa ringan. Aku sempat bertanya-tanya, “Kok bisa, ya, penulis sangat teliti, lalu bisa mencocokkan lokasi fotografer di masa itu menghadap ke arah mana, lalu kondisi terkini dari gambar-gambar yang ada, dll.” Buku Jejak Magelang dalam Kartu Pos Era H

[SAAT KITA CERITA NANTI] MELIHAT POHON YANG TUMBUH DI HALAMAN RUMAH

Gambar
Setiap hari ada banyak kekhawatiran yang bermunculan. Mungkin jika bisa dilihat, pasti mirip dengan pohon yang setiap hari tumbuh daun di halaman rumah. Saya melihatnya beberapa kali, pohon yang tumbuh itu menumbuhkan dan menggugurkan daun sewaktu-waktu. Kekhawatiran-kekhawatiran muncul silih berganti. Terkadang tampak cepat, tak jarang juga lambat. Kadang ada yang lepas kadang malah bertambah cabang, antara cemas dan takut. Menyedihkan sekali. Mambayangkan bagaimana jika khawatir, cemas, dan takut adalah daun-daun yang pada waktunya akan berwarna hijau, kuning, dan cokelat, lalu gugur dan terurai di tanah. Daun-daun tersebut menyatu menjadi sesuatu yang bermanfaat lagi, seperti menjadi pupuk organik atau energi bagi akar pohon. Kekhawatiran, cemas, dan takut, atau perasaan lain yang tidak mengenakkan dirasa setiap orang, tetapi, bagaimana jika melihat bagian tersebut sebagai sumber kekuatan untuk terus bertumbuh. Merasakan, menyadari, dan merangkul semua yang ada pada diri. Layaknya p

[SAAT KITA CERITA NANTI] ADA ZINNIA YANG BERMEKARAN DI KEPALAMU

Gambar
Aku senang melihatmu lagi. Melalui perjumpaan sederhana yang membuatku ikut merasa lega. Langkahmu tegap dan tak terlihat berat. Senyum menyenangkan itu telah kembali merekah dan suaramu yang menenangkan kembali terdengar. Sepasang matamu memancarkan kehangatan, ada kedamaian yang merebak. Hal-hal sederhana yang ternyata sangat kurindukan. Aku teringat bagaimana dulu kamu selalu tersenyum, namun tiba-tiba menjadi berbeda. Ada murung yang tertinggal di muka. Aku ingat lagi, tawamu yang selalu menular kemudian secara mengejutkan menyisakan diam. Dan bahkan ucapan penuh semangat telah berbalik arah, tidak ada tanda-tanda. Apakah kamu benar-benar pergi? Aku melihat dua pasang matamu, tak ada hujan di sana. Hanya ruang yang penuh dengan ranting tanpa daun-daun. Kini aku melihat sesuatu di kepalamu. Ruang-ruang yang dulu penuh ranting telah tumbuh. Daun-daun berwarna hijau. Perlahan, kembang-kembang bermekaran. Menjulang di atas kepalamu. Bunga-bunga zinnia yang merekah bersamaan dengan lang